SAJAK MAN-USIA (Telah Habis Kutelan Doaku)
Semenjak itu aku rindu, ketuk-ketuk batu pada ulu. Kutelan senyum walau basah darah mengairi mata, pada telanjang kaki mengais pinta
Piring cangkir dan gelas, sedih yang waras, berputar-putar kepala mencari sepakat meja. Sedang kerongkong berbunyi nyaring di telinga lumbung padi, mengalun menampar oligarki
Aku selayak bola terlempar kesana-kemari, mata tak bercahaya Ke hati tak bernurani
Lambungku karam geladak terpental, merapati dinding es. Lalu, beku di sana! Di pundak ibunya tangisan bayi lapar menyayat kalbu, cabiknya daging-daging dan lumpuhnya tulang
Aku mengais receh beras, ingin kujumputi dari sampah peradaban. Sebab kuterinjak retak, hidup selembar lap kotor, membasuh air mata nanah
Tuhanku ....
Berilah sejuk ampunan dipangkuan-Mu, lelah memerah susu kering tak bertetes, hingga harus kutelan paksa mata angin
Tuhanku ....
Di pintu-Mu aku mengetuk, dan saudara menjadi barang langka. Teman dan tetangga hanya sekumpulan wacana
Tuhanku ....