Mohon tunggu...
Sayuh
Sayuh Mohon Tunggu... Supir - Poto

Aku temukan tanpa mencari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cabar Hati 2

4 Februari 2021   19:31 Diperbarui: 4 Februari 2021   19:34 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SAJAK MAN-USIA (Telah Habis Kutelan Doaku)

Semenjak itu aku rindu, ketuk-ketuk batu pada ulu. Kutelan senyum walau basah darah mengairi mata, pada telanjang kaki mengais pinta

Piring cangkir dan gelas, sedih yang waras, berputar-putar kepala mencari sepakat meja. Sedang kerongkong berbunyi nyaring di telinga lumbung padi, mengalun menampar oligarki

Aku selayak bola terlempar kesana-kemari, mata tak bercahaya Ke hati tak bernurani

Lambungku karam geladak terpental, merapati dinding es. Lalu, beku di sana! Di pundak ibunya tangisan bayi lapar menyayat kalbu, cabiknya daging-daging dan lumpuhnya tulang

Aku mengais receh beras, ingin kujumputi dari sampah peradaban. Sebab kuterinjak retak, hidup selembar lap kotor, membasuh air mata nanah

Tuhanku ....

Berilah sejuk ampunan dipangkuan-Mu, lelah memerah susu kering tak bertetes, hingga harus kutelan paksa mata angin

Tuhanku ....

Di pintu-Mu aku mengetuk, dan saudara menjadi barang langka. Teman dan tetangga hanya sekumpulan wacana

Tuhanku ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun