Mohon tunggu...
Sayuh
Sayuh Mohon Tunggu... Supir - Poto

Aku temukan tanpa mencari

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Paradoksal Estetika

20 Januari 2021   20:36 Diperbarui: 20 Januari 2021   20:44 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku, kamu dan kalian semua pendosa dadakan
Indahnya bergumul sama Tuhan tersiakan
Ketika di hadapku bayi-bayi mati kelaparan
Ibuku ditelanjangi, diperkosa berjamaah oleh Tuan-tuan
Tertinggal pesan indah pendahulu, "Gemah Ripah Loh Jinawi."
Tidakkah kalian menengok laku dusta berpura buta?
Diammu menunggu berbalas murka-Nya
Sebagian berteriak perkara agamis dan pancasilais
Faktanya semua apatis
Menebarkan bau amis
Keadilan sosial terasa awis

Gusti ....

Sentil-sentilan mortalitas dijadikan bahan kelakar
Orang suci mengumbar ingkar
Pendosa semakin makar tak tertawar
Melempar tawa hambar penuh sesumbar

Aku bermonolog ....

Petuah-petuah bijak terkikis bengis
Perangai-perangai sesat demagogis
Berikan kabar duka berbingkis manis
Tangis lapar anak jelata tegeligis traumatis

Sidoarjo 21 April 2020
Sayuh
Pak Supir Menulis Lepas Berjiwa Bebas

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun