Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai tulis-menulis

Alumni Ilmu Sejarah FIB UI. Mencintai Literasi dan Musik. Menggemari Film dan Anime. Menulis untuk Bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Medium", Representasi Horor Terbaik Menyoal Perdukunan dari Thailand

20 Oktober 2021   16:27 Diperbarui: 21 Oktober 2021   02:00 1330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film The Medium | Source Image: admin via kompas.com

Kondisi Mink yang memburuk membuat Noy, ibu Mink khawatir. Nim yakin kalau Mink terpilih sebagai pewaris kekuatan Dewa Bayan dan bertugas untuk menjadi dukun keluarga selanjutnya.

Akan tetapi, situasi yang dialami Mink tampaknya bukan hanya sekedar proses pewarisan kekuatan Dewa Bayan seperti yang dipikirkan Nim.

Mink mulai kehilangan kendali terhadap dirinya sendiri dan serangkaian kejadian aneh dan berbahaya pun mulai mereka alami.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mampukah Nim dan tim dokumenter mengungkap perihal mistis yang masih menjadi misteri?

Presentasi Visual dan Sinematografi dari Budaya Isan yang Aduhai Cantiknya

Ketika saya mendengar fakta bahwa kedua sutradara spesialis horor beken saling bekerja sama untuk The Medium, saya benar-benar berekspektasi tinggi.

Sebab, sejujurnya saya masih belum bisa melupakan sensasi yang saya rasakan selepas menonton Alone dan The Wailing. Rada parno dan ngeri sendiri, tetapi juga merasa puas dengan jalinan narasi yang solid. 

Lantas setelah selesai menonton film ini, reaksi pertama saya adalah: terdiam. Rasanya butuh beberapa menit bagi akal saya untuk kembali berfungsi seperti sedia kala.

Dengan sentuhan “sedikit” elemen The Wailing-nya Na Hong Jin yang dieksekusi secara lugas oleh tangan dingin Banjong, The Medium mampu menghadirkan cita rasa horor yang begitu kental, dekat, dan membumi.

Terkhususnya bagi masyarakat Asia Tenggara yang notabenenya masih serumpun sehingga beberapa elemen budaya yang ditawarkan The Medium terasa selaras dengan budaya kita sendiri.

Saya merasa senang karena The Medium menawarkan wawasan baru tentang kepercayaan masyarakat Isan, terutama cara pandang mereka terhadap entitas alam dan supranatural.

Di mana warganya memandang bahwa semua benda memiliki roh. Tidak peduli baik ataupun jahat, semuanya dianggap Dewa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun