Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai tulis-menulis

Alumni Ilmu Sejarah FIB UI. Mencintai Literasi dan Musik. Menggemari Film dan Anime. Menulis untuk Bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "Squid Game": Survival Games yang Lebih Gila dan Biadab, Walau Nyaris Membosankan

24 September 2021   17:11 Diperbarui: 24 September 2021   21:03 4598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Squid Game, Source Image: forums.soompi.com

Dengan kata lain, semua karakter sebenarnya melakukan permainan Squid game ini secara suka rela sehingga mereka tidak punya alasan untuk menyalahkan penyelenggara permainan apabila ada orang yang terbunuh atau bahkan melapor pada polisi.

Aturan semacam itu menurut saya merupakan poin pembeda Squid Game, di mana banyak film serupa lainnya yang biasanya suka memaksa karakter mereka untuk mengikuti permainan tanpa pilihan apapun.

(Pros) Memiliki Alur Cerita yang lebih Logis dan Relatable dengan Penonton
Salah satu kekuatan terbesar yang dimiliki film ini, adalah fakta bahwa Hwang Dong Hyuk dengan cerdas memakai uang sebagai pemicu permainan. 

Termasuk menggunakan cuan sebagai sindiran sosial yang relate dengan kehidupan. Situasi ini sudah digambarkan dengan baik sejak episode pertama.

Dimulai dengan Gi Hoon yang kehidupannya bobrok, beban keluarga, dan tidak berguna bertemu sales tampan lelaki misterius (Gong Yoo) yang menawarinya bermain dengan hadiah uang—tepat setelah Gi Hoon dengan sialnya dirampok, diancam rentenir, sekaligus merasa bersalah karena tidak bisa membelikan hadiah ulang tahun yang pantas untuk anak semata wayangnya.

Lantas sepanjang sembilan episode, kita akan disuguhkan kisah para karakter yang diambil dari berbagai sudut pandang moral yang menguras emosi dan mental, terlepas dari betapa kejamnya permainan berlangsung.

Hwang Dong Hyuk patut dipuji karena berhasil membangun ikatan emosional yang apik, terutama karena semua karakter penting mendapatkan spotlight tentang kisah mereka sehingga para penonton mempedulikan nasib mereka sebagai karakter.

Film ini juga seolah-olah menegaskan fakta bahwa karena uang, seseorang dapat menggila dan terlupa pada nilai-nilai kemanusiaan.

Sedikit mengingatkan saya pada “ritme” film Parasite (2019), dengan kekuatan moral value yang sama dalamnya. Sama lugasnya menyoroti kesenjangan sosial yang ada di masyarakat lantas menjadikannya pondasi yang kokoh untuk kisahnya.

Apa kau tahu persamaan antara orang yang tidak memiliki uang dan orang yang terlalu banyak memilikinya? Hidup tidak menyenangkan bagi mereka.Oh Il Nam, eps. 9

Anda belum tentu bahagia karena uang. Namun tanpa uang, Anda pun belum tentu bahagia.

Menurut saya hal ini patut diacungi jempol karena tampil “beda” walau kesannya lebih sederhana dibandingkan film-film bergenre sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun