Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai tulis-menulis

Alumni Ilmu Sejarah FIB UI. Mencintai Literasi dan Musik. Menggemari Film dan Anime. Menulis untuk Bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Kawan: Teka-Teki

9 Juni 2021   15:00 Diperbarui: 15 Juni 2021   15:20 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Syaibatulhamdi via Pixabay

"Lihat! Bulan mengikuti kita."

Seperti bocah kecil dengan permen kapasnya.
Sumringah wajahmu melepas tawa.
Kau berlari kecil di setapak taman kota.
Binar mata menggetar jiwa, kau menunjuk angkasa.

Aku berkata, "Bukankah kau tahu hukum fisika?"
"Kita lah yang bergerak, bulan teguh di tahtanya."
Kau berdecak, terkekeh, kerlingkan mata.
"Oh kawan, ayolah. Anggap saja bulan menghibur kita."

Lalu kau berbalik. Berlari lagi. Tertawa lagi.
Dan aku diam mengernyitkan dahi.

Sepintas lalu, ku dengar setiap mata mengagumimu.
Bilang, "Si cantik nan periang itu mengusir lara dan semu."
"Kehadirannya memantapkan rindu, menenangkan kalbu."
"Namun, kenapa ia berkawan dengan bocah gila itu?"

Aneh sekali. Aku pun tak mengerti.
Bahkan bagiku, si kawan adalah teka-teki.
Takar akal dan rasa seakan berhenti berfungsi.
Tak pernah lidah meminta, ia datang lagi dan lagi.

"Kawan, apa yang kau pikirkan?"

Di sekitarku, telisik dedaunan memainkan perasaan.
Cemas wajahmu membaca gelagatku yang tenggelam dalam urungan.
Tatapanmu menelitiku seperti tebak-tebakan.
Sedang aku, diam oleh berisik akal mencari pemahaman.

Kau... Terlalu baik.

Kehadiranmu seperti air menebus dahaga.
Kemanapun kau pergi, orang-orang bersuka cita.
Kita jelas hidup di dunia yang berbeda.
Jadi, mengapa kau di sini bersama orang gila?"

Sepoi angin menggugah rasa yang dalam.
Kutarik tanganku yang erat kau genggam.
Kau mengedip, terkesiap tak paham.
Pada saat itu, semesta pun seakan ikut terdiam.

"Apa kau mengasihaniku?"

[Saning bakar, Solok, 9 Juni 2021]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun