Mohon tunggu...
Nurul Fauziah
Nurul Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai tulis-menulis

Alumni Ilmu Sejarah FIB UI. Mencintai Literasi dan Musik. Menggemari Film dan Anime. Menulis untuk Bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keliru

26 Mei 2021   14:22 Diperbarui: 26 Mei 2021   14:27 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Sepertinya, aku keliru.
Kau diam membisu.
Wajahmu pucat dirundung pilu.
Sedang waktu menolak untuk berlalu.

Ya... Aku keliru.

Yang kutahu, wajahmu berseri di kala hujan.
Cantik elok bak purnama tak tersaput awan.
Rupanya, hatimu sesak menanggung beban.
Di balik pintu, tanganmu mengatup menahan segukan.

Maaf, Aku keliru.

Kita bertemu di hari Minggu.
Tawamu riang seolah tak ada yang menganggu.
Aku tahu tetapi diam menunggu.
"Jangan menambah kekalutanmu," begitu pikirku.

Namun, takdir Tuhan siapa yang tahu.

Kabar itu datang bagai lontaran peluru.
Sesaat, napasku terhenti dan dunia terasa membeku.
Di sisiku... Tubuhmu bergetar, tersungkur, tergugu.
Maaf. Harusnya aku bertanya dan menghiburmu.

Di balik pintu, suara tangis mengoyak hati.
Meluapkan sesak, melupakan tawa di pagi hari.
Ku kira, aku benar dan mengerti.
Rupanya tidak sama sekali.

Maaf, aku keliru.
Basah matamu menyesak dadaku.
Memberatkan bahuku, seolah diriku tak berdaya di duniamu.
Hei, tolong katakan padaku...


Apa yang bisa kulakukan untukmu?

[Ditulis di Depok, pada 24 Januari 2021]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun