Mohon tunggu...
Saya Maslihah
Saya Maslihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nama lengkap Maslihah, sebagai Mahasiswa aktif Universitas Jember angkatan 2018.

hobi menulis, mengobservasi, tertarik dengan tantangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Balai Baca Desa Geger sebagai Alternatif Belajar di Luar Sekolah ; KKN BTV III UNEJ 2021

17 September 2021   17:12 Diperbarui: 17 September 2021   17:24 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Wawancara dengan salah satu guru SD di Desa Geger (Dokpri)

ANTUSIASME MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN BALAI BACA DI DESA GEGER KECAMATAN GEGER KABUPATEN BANGKALAN

BANGKALAN,Desa Geger merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan, Madura. Terletak di daerah strategis dengan berbagai keindahan alam yang menarik. Keindahan alam tergambar jelas dengan pemandangan hijau dan bukit yang ada di sekitarnya. Salah satu bukit yang terkenal adalah bukit Geger. Desa Geger hampir seluruhnya terbagi atas wilayah pertanian dan juga pemukiman masyarakat.  Desa Geger terbagi menjadi 10 dusun. Lokasi terdekat dengan kantor kepala desa yaitu dusun Barat Gunung, dusun Laok Gunung dan dusun Dejeh gunung. Terdapat sebanyak 7.946 penduduk yang tercatat, terbagi atas 4.007 perempuan dan 3.939 laki-laki, serta tercatat sebanyak 3.525 Kepala Keluarga. Komoditas utamanya dari pertanian padi dan peternakan khususnya peternakan sapi madura. Selain itu, di desa Geger banyak mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kebutuhan dan kegiatan. Pada musim kemarau pun ketersediaan air selalu mencukupi.

 Letaknya yang strategis menjadikan masyarakat lebih mudah untuk mengakses berbagai fasilitas, seperti fasilitas pendidikan yang sudah menyebar di berbagai lokasi mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Banyak muda-mudi yang sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, sehingga banyak juga organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang pendidikan seperti contohnya PMDG (Persatuan Mahasiswa Desa Geger). Dari segi pelayanan kesehatan, masyarakat Desa Geger umumnya akan ke puskesmas yang berjarak sekitar 4,5 Km dari kantor kepala desa dan puskesmas pembantu (pustu) yang berada di dekat kantor kepala desa, atau dapat pula memanggil bidan desa untuk datang ke rumahnya. Selain itu, untuk kegiatan perbelanjaan seperti pasar tradisional hanya berjarak sekitar 9 Km. Untuk kendaraan sehari-hari, mayoritas masyarakat menggunakan sepeda motor. Namun, untuk perjalanan yang terhitung jauh mayoritas masyarakat menggunakan mobil pribadinya.

Gambar 2. Diskusi permasalahan dengan perangkat Desa Geger (Dokpri)
Gambar 2. Diskusi permasalahan dengan perangkat Desa Geger (Dokpri)

Dimasa pandemi Covid-19 ini, sistem pendidikan di Desa Geger berubah drastis. Proses pembelajaran banyak dilakukan di rumah dan sebagian melalui media elektronik whatsapp dengan cara pemberian tugas.  Sampai saat ini metode tersebut dianggap kurang efektif oleh orang tua dan bahkan oleh pengajar. Selama masa pandemi tidak ada kegiatan literasi di sekolah, sehingga kebiasaan belajar siswa menurun. Salah satu guru sekolah SD di Desa Geger membenarkan bahwa minat baca siswa menurun, dan koordinator desa juga berpendapat bahwa memang minat baca masyarakat kurang, bukan karena minat saja namun juga karena pendidikan.

Gambar 3. Wawancara dengan salah satu guru SD di Desa Geger (Dokpri)
Gambar 3. Wawancara dengan salah satu guru SD di Desa Geger (Dokpri)
Banyaknya aktifitas belajar di rumah membuat penambahan tuntutan bagi orang tua untuk ikut serta dalam mengajar anaknya. Sehingga menurut pengakuan sejumlah orang tua banyak yang mengeluhkan tidak dapat membantu anaknya dalam proses belajar. Alasan tersebut dibuktikan dengan ketidakmampuan orang tua dan berbagai kesibukan yang ada di rumah, sehingga orang tua juga tidak dapat memanajemen belajar anaknya. Ketidakefektifan sistem belajar mengajar selama pandemi menjadi salah satu fokus yang harus diselesaikan secara bersama. Selain itu, adanya pandemi Covid-19 banyak menimbulkan keresahan di masyarakat, contohnya seperti beredarnya berita bohong (hoax) melalui media elektronik yang penyebarannya sangat singkat. Masyarakat cenderung langsung percaya terhadap berita yang diterima tanpa dilakukan pengecekan ulang terhadap kebenaran berita. Kepercayaan masyarakat terhadap Covid-19 masih sangat rendah, dalam masa pandemi saat ini banyak masyarakat yang tidak patuh akan protokol kesehatan. Sehingaa, banyak "PR" yang harus diselesaikan secara bersama, melalui kerjasama aparat desa, mahasiswa, dan masyarakat sekitar.

 Dengan gambaran beberapa masalah di atas, maka program kerja yang dapat disusun di kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Geger, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan dimulai tanggal 11 Agustus 2021 sampai dengan 09 September 2021 yaitu dengan memanfaatkan salah satu ruang balai desa menjadi balai baca. Metode pelaksanaannya fokus pada pendampingan siswa dan juga diskusi dengan masyarakat. Pendampingan baca difokuskan pada siswa kelas 4 SD dengan juga melibatkan para kader desa dan diharapkan program balai baca akan terus berlangsung.

 Sebelum kegiatan pendampingan berlangsung, balai desa dirubah menjadi balai baca yang ruangannya di dekorasi secara menarik supaya siswa dan masyarakat menjadi lebih tertarik untuk datang membaca dan berdiskusi. Pengadaan buku tidak hanya terfokus pada satu jenis buku saja, namun banyak buku yang tersedia sesuai dengan kebiasaan masyarakat, seperti buku tentang pertanian, peternakan, buku cerita, dan lain sebagainya. Oleh karena pendidikan di desa Geger juga belum merata untuk sebagian orang tua siswa maka yang pertama dilakukan adalah edukasi mengenai pentingnya pendampingan, sehingga dengan adanya edukasi tersebut masyarakat dapat menyadari pentingnya pendidikan dan juga pendampingan belajar selama Covid-19.

 Kegiatan KKN untuk masyarakat sekitar berupa diskusi yang juga akan melibatkan mahasiswa. Diskusi akan dipecah menjadi beberapa tema yang sesuai dengan situasi masyarakat saat ini seperti diskusi santai mengenai berita hoax, diskusi mengenai pertanian, dan diskusi seputar kesehatan. Semua kegiatan berlangsung di balai baca dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, dan untuk peserta akan dipilihkan oleh kader yang telah ditentukan.

 Sebagai bahan evaluasi terhadap sasaran, maka akan diadakan semacam lomba tebak kata dari Bahasa Madura yang kemudian diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Selain evaluasi terhadap minat baca dalam lomba tersebut juga akan membiasakan masyarakat Desa Geger untuk lebih paham menggunakan Bahasa Indonesia.

Gambar 4. Ruang balai baca (Dokpri)
Gambar 4. Ruang balai baca (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun