Cepoko (31/7) salah satu mahasiswa KKN TIM II Undip, Savitri Diyas Prabaningrum (21) bagikan informasi terkait program kerjanya yaitu Edukasi Pembuatan Produk Susu Kunyit sebagai Pangan Fungsional di Masa Pandemi Covid-19. Kegiatan ini dilaksanakan secara door to door ke rumah warga.
Susu kunyit termasuk minuman fungsional khas India. Selain punya khasiat untuk kesehatan, susu kunyit ternyata juga punya khasiat baik untuk kecantikan. Â
Kandungan vitamin, mineral dan antioksidan inilah yang berperan menyehatkan. Vitamin dipercaya dapat meningkatkan kerja sel natural killer dan kemudian meningkatkan produksi antibodi sehingga dapat meningkatkan imun tubuh.
Salah seorang warga menyampaikan pertanyaan "kalau susu dicampur kunyit apa ga merusak kandungannya mbak?"
Ternyata kunyit banyak mengandung vitamin, komponen aktif kurkuminoid dan minyak atsiri, serta komponen lain seperti lemak, karbohidrat, protein, pati dan mineral. Sedangkan susu kaya akan protein, vitamin, mineral dan lemak. Ketika kedua bahan ini dicampur maka akan memberikan manfaat yang lebih besar bagi kesehatan tubuh.
"masih ada rasa getir kunyit ga mbak" timpal warga lainnya.
Tidak ada, asalkan dibuat sesuai takaran yaitu dalam 1 porsi terdiri dari 200 ml susu, 2 cm kunyit yang dihaluskan dan juka ingin menambahkan rasa manis bisa menggunakan gula jawa atau madu sesuai selera. Untuk cara pembuatannya juga cukup mudah, hanya hangatkan susu kemudian masukkan kunyit dan bahan pemanis. Selanjutnya aduk dan tunggu hingga cukup panas tapi tidak sampai mendidih.
Ketua RW 1 Kelurahan Cepoko menyatakan bahwa program seperti ini sudah bagus dan bisa menjadi salah satu solusi membantu program pemerintah terkait pencegahan Covid-19. Memang perlu perjuangan, karena untuk meyakinkan warga tidak mudah, butuh kesabaran, waktu, interaksi langsung dengan masyarakat. Menurut beliau kalau sekedar online melalui medsos, mungkin orang tidak begitu melirik walaupun mereka tahu itu bagus.Â
Khususnya warga desa yang memiliki perbedaan wawasan dengan orang kota, sehingga agak terbatas. Media online mungkin bagus dan cepat, tetapi tidak semua orang bisa memahami langsung. Beliau berharap kedepannya akan semakin banyak program seperti ini yang langsung terjun ke masyarakat agar informasi langsung tersampaikan.
Penulis : Savitri Diyas Prabaningrum
Editor : Rosa Amalia