Hujan baru saja usai sejak tadi dini hari gelap.
Atap-atap rumah terlihat bersih dan seperti baru.
Kota yang tadinya lelap lebih panjang menjadi terbangun dan mulai hidup.
Jalanan basah mulai mengering dan kendaran mulai melintas lebih kerap.
Aku menatap dari jendela kamar hotel yang menghadap kota.
Memandang awan kelabu yang masih memayungi kota.
Teringat pada engkau yang jauh..
Menantikanku pulang.
'Mari kita menanam mawar berwarna pilihanmu. Â Bila ia mekar, aku akan merasa selalu ditemanimu. Â Kemanapun engkau pergi, ada bagian dirimu tetap bersamaku".
Katamu tiba-tiba di telpon kemarin.
Aku tercenung sejenak..
Mungkin mawar-mawar itu menjadi peneman hari-hari sunyi ketika raga terbatas bergerak.
Warna-warnanya mewakili dunia yang begitu luas
Wangi mawar seperti kota-kota yang kukunjungi
Dan durinya adalah pengingat kesadaran akan kenyataan.
Suatu hari nanti..
Aku akan datang untuk menanam mawar bersamamu
Agar aku teringat bahwa engkau berjalan bersamaku selalu.