Aku suka menanti dalam sepi.
Sepi membuat khayalku berkelana jauh tanpa ada yang mengusik..
Kubayangkan hujan deras jatuh di teritisan, orang-orang tergesa berlari menghindari butir-butir air dari langit  dan tanaman  tersenyum penuh syukur.
Jakarta terburu-buru selalu, berderap maju dan meninggalkan banyak kaki-kaki lelah dan terseok.
Panas menanjak setiap hari  tanpa ampun dan udara lembab menerbitkan keringat di pelipis.
Ambisi menderu membuat langit terasa berat dan keruh.
Setiap orang  berkejaran untuk mendapat tempat makin tinggi.
Ini realita Ibu Kota.
Sepi membuatku bisa tersenyum melihat sepotong Jakarta yang ramah dalam imajiku