Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kosong

22 April 2021   17:21 Diperbarui: 22 April 2021   17:42 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inginku berteriak pada angin yang memenuhi ruang kosong beranda depan..
Angin berputar.. 

berhembus.. 

dan buyar terhadang kipas yang berputar lemah dilangit-langit beranda..

Semuanya mendadak hening..
Tak ada suara bahkan cecakpun menahan napas..
Mataku menghangat saat menatap kelam malam yang nyalang..
Kemana dirimu?
Terdengarkah suaraku?

Atau kau hanya pura-pura diam..
Dan membiarkannya berlalu..

Aku memanggil namamu dalam bisu kata..
di sunyi hari, kumengulang-ulang namamu..
Seperti mantra seorang penyihir..

Mungkin..
Hatimu dari batu..
Keras, dingin dan tak berdetak lagi untuk kita..

Atau aku hanya berharap terlalu banyak di gelap malam pekat..
Bintangpun enggan berkelip..

Cerita kita sudah lama berlalu
Aku terlalu erat memegang harapan..

Anginpun kembali keberanda..
Menggoyang lembut lampu gantung yang berpendar lemah..

Ingat saja
 Luka butuh waktu untuk sembuh..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun