Mohon tunggu...
Savitri Chandra
Savitri Chandra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author

Wanderlust, Writer, Baker, love nature photography People who living extraordinary in the ordinary world

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berhenti Sejenak

20 April 2021   12:50 Diperbarui: 20 April 2021   15:57 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menemui-NYA dalam segala hal

Makan siang sudah berakhir dan kami akan melanjutkan perjalanan lagi menuju SMK Ambarawa.
Pemandangan sawah hijau yang subur dan padi yang bergoyang lembut mengikuti angin berlatar gunung gemunung membiru nun jauh disana,  sangat memanjakan mata membuat kami tergoda untuk berhenti dan mengabadikan keindahannya.. tepatnya kami takjub akan kesempurnaan ciptaan-NYA.

Mobil sementara di parkir pada bahu jalan. Kamipun berjalan turun ke pematang sawah untuk berfoto dengan semangat.  Ketika sudah selesai, tidak jauh dari mobil kami, ada seorang petani yang sedang rehat dibawah pohon.

Aku teringat pada Agustus lalu aku kesini, aku melihat dari kejauhan bapak petani ini sedang membajak sawah dan yang paling membuatku terpesona adalah saat dia membajak sawah sendirian dengan traktor disekitarannya banyak sekali burung-burung putih yang mengikutinya kesana kemari.  Burung-burung mengikutinya karena saat tanah dibajak maka akan banyak keong atau cacing yang muncul dipermukaan.  Inilah makanan lezat untuk burung.

Pemandangan yg luar biasa untukku. 2 ciptaan-NYA saling bekerja sama dalam harmonisasi yang selaras dan indah. Bunyi sayup-sayup mesin yang mebajak sawah, sesekali teriakan burung dan latar belakangnya adalah pemandangan gunung yang misterius membiru.. indah? No.. itu lebih dari indah.. ini MENAKJUBKAN ..


Sebelum masuk monil kami memutuskan untuk menyapa Pak Tani.  Wajah beliau penuh dengan guratan waktu, matahari dan kerja keras..
Beliau berbicara apa adanya dan kerja adalah keseharian dalam hidupnya.
Dalam hatiku, apakah dia tidak menyadari bahwa kerja kerasnya memberikan impact yang besar kepada banyak orang?
Beras yang ditanam dan dibesarkan dengan keringat dan kerja keras, memberi makanan pada banyak orang?
Kalau manusia boleh sombong maka petani tua inilah yang seharusnya paling bertepuk dada.
Tapi yang kutemui adalah seorang yang sederhana, tulus, ramah dan apa adanya..

Belajar dari sang Petani..
Membumi, bekerja dalam harmonisasi dengan alam ciptaan-NYA dan berkarya dalam sunyi..
Namun memberikan makna hidup pada manusia lainnya..

Terimakasih Pak sudah memberi pelajaran berharga..
Damai dan bahagia itu berasal dari kedalaman hati yang sederhana.
Bekerja melayani tanpa banyak bicara.

Dokpri
Dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun