Mohon tunggu...
Save Master
Save Master Mohon Tunggu... -

Kanal tulisan-tulisan untuk perjuangan #SaveMaster.\r\nIngin tulisanmu dimasukkan disini? \r\n\r\nKirim ke tulisan.savemaster@gmail.com.\r\n\r\nCek @SaveMasterID

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Master, Kini...

13 Januari 2015   03:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:16 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” tercantum dalam Pasal 31 ayat (1) UUD 1945. Dari hal tersebut jelas tersurat bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapat pendidikan dimana pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai pasal 31 ayat (3).  Dan siapapun yang menghalangi atau melarang warga negara untuk mendapatkan pendidikan berarti telah melakukan  pelanggaran. Namun, salah satu sekolah yang menampung ratusan anak jalanan terancam digusur (lagi)yaitu, sekolah master. Sebuah sekolah yang sudah berdiri sejak tahun 2000 ini dahulu adalah sebuah masjid Al-Muttackien, tempat pusat kegiatan belajar masyarakat Yayasan Bina Insan Mandiri(YABIM). Kegiatan YABIM bermula di rumah Pak Nurohim hingga akhirnya berdiri diatas lahan 700m2 . lahan tersebut merupakan tanah hibah dan wakaf dari masyarakat dan donatur yang diamanhkan kepada YABIM. Sebuah sekolah dengan niat sangat mulia untuk membantu memberikan pendidikan gratis dimulai dari jenjang SD-SMA bahkan program paket A-C. Sebuah sekolah yang dibangun dengan ketulusan hati untuk turut membantu mencerdaskan generasi bangsa, dimana kini banyak anak –anak yang putus sekolah khusunya anak jalanan. Berangkat dari pengalaman pribadi Pak Nurohim dahulu, hati nya tergetar untuk membantu anak-anak yang termarjinalkan untuk tetap dapat mengenyam pendidikan, untuk dapat berlari meraih citanya.

Kini...sekolah tersebut telah mencetak anak-anak cerdas hingga mampu mengantarkan mereka menuju universitas terbaik didalam maupun di luar Indonesia. Sebuah sekolah yang sebenarnya sangat membantu pemerintah dalam penyemarataan pendidikan, sebuah sekolah yang membantu mengurangi angka buta huruf, dan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia kelak. Sekolah Master sebuah sekolah penuh harap diracik dengan dedikasi tinggi kini terancam digusur oleh Pemerintah Kota Depok. Penggusuran dilakukan karena master terdapat pada area sterilisasi terminal Depok yang akan direvitalisai. Semua bangunan disekitar kompek Master telah terlebih dahulu digusur.

Dari 7000m2 tanah yang ditemapti Master, terdapat 1500m2 tanah yang bersinggunagn dengan pendirian terminal terpadu Depok. Oleh karena itu, hal ini yang menjadi sengketa dengan pemerintah Depok. Mirisnya, revitalisasi tersebut bukan hanya ditujukkan untuk pembangunan Terminal Depok namun, akan menjadi dibangun pusat-pusat bisnis, salah satunya pembangunan apartment yang jelas hanya memberikan keuntungan bagi segelintir orang. Hal ini yang menguatkan langkah kami (relawan master) yang tergabung dalam gerakan #SaveMaster berdiri dan berkolaborasi bersama, melawan rencana penggusuran tersebut.

Pihak sekolah Master tentu sangat tidak menginginkan adanya relokasi. Jika pun sekolah Master harus dipindahkan, diharapkan lokasi tersebut tidak terlalu jauh dari lokasi saat ini, sebab harus dipikirkan kembali mengenai keterjangkauan bagi anak-anak master apakah menyulitkan atau tidak.  Apabila harus direlokasi, Pak Nurohim berharap area tersebut dapat digunakan sebagai lahan hijau Depok atau ditujukkan untuk membantu warga Depok sehingga  memberikan kebermanfaatan lain untuk warga.

Tak terbayangkan jika Master harus digusur, bagaimana dengan nasib ratusan anak-anak Master yang setiap pagi datang penuh riang menuju sekolah, penuh harap kelak kehidupannya dapat lebih baik, namun ironis sekali sekolah tersebut terancam digusur. Melihat anak-anak memiliki cita yang tinggi untuk berangkat ke sekolah adalah hal yang terus dijaga ,karena mirisnya anak-anak yang sudah tenang mengeyam pendidikan formal ,tak sedikit yang kurang bersemangat untuk datang ke sekolah, tak jarang menganggap sekolah sebagai beban dengan segala tugasnya yang menumpuk. Tentu, sekolah Master lebih dari sekedar sekolah gratis ,sekolah Master adalah sekolah dimana harapan akan lahirnya generasi yang kreatif , inovatif, dan berakhlak baik dengan sistem yang tentunya disenangi murid-murid. Sebuah sekolah dengan tenaga didik yang hebat yang rela menghabiskan waktunya untuk pengorbanan tanpa tanda jasa dengan  gaji yang tak bisa diharapkan namun, pendidik tersebut tak pernah letih untuk datang ke Master bertemu dengan anak-anak yang pendiam hingga atraktif, memberi ilmu tak ternilai. Sebuah sekolah yang harusnya dapat menjadi evaluasi bagi pemerintah bahwa masih banyak sekali anak-anak yang tak terjangkau pendidikannya. Sebuah sekolah anak jalanan yang berdiri di lingkaran universitas-universitas terbaik di Indonesia, tentunya sangat ironis.

Andai saja... Pemerintah Kota Depok dapat dengan cermat menganalisis berdirinya sekolah Master dengan mengembangkan sekolah Master, Memajukan dengan pemberian intensif sumbangan rutin ,tentu dapat menjadi daya tarik buat Pemerintahan Kota Depok, karena dianggap kontributif dan peduli terhadap pendidikan anak jalanan dan mengharumkan citra Kota Depok. Hal tersebut juga akan memcu pemerintahan di Kota lain untuk turut peduli terhadap masa depan anak jalanan yang kelak akan mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan. Dengan simbol yang dibawa Pemerintah Kota Depok yaitu “ Depok Kota layak anak” sudah sepatutnya hal itu benar terwujud, salah satunya dengan pembatalan penggusuran sekolah Master dan menjamin kelayakan sekolah Master tanpa terancam tergusur (kembali). Tentunya relawan master akan terus memantau master,memberikan dukungan dan bantuan serta berusaha menjamin agar tetap berdirinya Sekolah Master. Anak-anak Master berasal dari keluarga pra-sejahtera mereka layak untuk diperjuangkan hak-haknya karena mereka juga pemuda harapan dan penerus estafet kemakmuran bangsa.

“Mendidik adalah tanggung jawab orang yang terdidik. Berarti juga, anak-anak uang tidak terdidik di Republik ini adalah ‘dosa’ setiap orang terdidik yang dimiliki di republik ini. Anak-anak nusantara tidak berbeda, mereka semua berpotensi,mereka hanya dibedakan oleh keadaan.”

-Anies Baswedan-

Wanda Melani Larasati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun