Mohon tunggu...
Savana Raniola
Savana Raniola Mohon Tunggu... -

sekedar menikmati, tanpa harus menghakimi

Selanjutnya

Tutup

Music

Kolaborasi Musik dan Cagar Budaya dalam Prambanan Jazz Festival

26 November 2018   19:23 Diperbarui: 26 November 2018   20:04 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prambanan Jazz Festival (Sumber : eljhonnews.com)

Yogyakarta merupakan sebah provinsi di pulau Jawa bagian selatan. Sebagai sebuah provinsi, Yogyakarta memiliki gelar khusus yaitu Daerah Isitmewa. Berisikan empat kabupaten dan satu kota madya. Selain mendaptkan pengakuan tingkat Nasional, Yogyakarta mendapatkan gelar Internasional sebagai salah satu World Heritage City dari UNESCO. 

Maksud dari gelar tersebut adalah pengakuan terhadap Yogyakarta sebagai kota warisan budaya dunia. Tentu hal ini  menjadi sebuah berita baik bagi Indonesia untuk terus mendulang prestasi dan pengakuan dunia sebagai destinasi wisata. Kesuksesan Yogyakarta juga bukan dari kerja instan, melainkan proses usaha berkepanjangan. Kerjasama yang terjalin dengan baik dari setiap unsur, mulai dari pemangku kebijakan hingga masyarakat. Wujud dari kerjasama tersebut terlihat dalam banyak aspek, salah satu yang menjadi corongnya adalah event.

Sudah menjadi pengetahuan bersama bahwasanya Yogyakarta merupakan kota sejuta event. Mulai dari olahraga, otomotif, pendidikan, kuliner, seni, bisnis, dan juga musik. Event seakan menjadi sebuah komoditas andalan dari banyak pihak. Bisa berasal dari dinas, swasta, sekolahan, univeristas, dan komunitas tertentu. 

Banyak dari event yang diselenggarakan berusaha menghadirkan terobosan baru yang dapat melekat dan menjadi nilai jual tersendiri. Formula itu terbukti ampuh diterapkan pada event Prambanan Jazz Festival. Sebuah acara musik yang mengusung para musisi jazz sebagai bintang tamunya. Musik jazz asal barat yang terkenal elegan berpadu dengan nilai budaya local Indonesia.

Nilai budaya itu tercermin dari pemilihan tempat yang sesuai dengan nama acara, yaitu candi Prambanan. Pada tahun 2018 ini Prambanan Jazz Festival sudah memasuki tahun keempat. Rajawali Indonesia selaku penyelenggara selalu berusaha menghadirkan banyak kejutan. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari konsep pertunjukan Prambanan Jazz Festival yang mengusung klasifikasi, yaitu Festival Show dan Special Show.

Festival Show merupakan panggung utama yang berjalan dari awal acara dengan menghadirkan musisi lokal sebagai pengisinya. Sedangkan Special Show dirancang khusus untuk musisi yang menjadi bintang tamu utama, dan berasal dari luar negeri. Sudah banyak nama musisi local yang menghiasi panggung Festival Show Prambanan Jazz Festival, sebut saja Afgan, Tompi, Glen Fredly, Marcell, Tulus, dan Tohpati.

Khusus tahun ini Prambanan Jazz Festival memilih Boyzone dan Diana Krall sebagai musisi mancanegara untuk mengisi Special Show. Prambanan Jazz Festival juga selalu berhasil mendapatkan perhatian dari masyarakat. Tiket yang disediakan oleh penyelenggara selalu habis terjual bahkan sebelum hari pelaksaanan. Untuk sebuah acara music bertaraf Internasional, tentu saja harga tiket tidaklah murah. Namun kenyataan dilapangan menunjukan bahwa daya beli masyarakat masih tinggi untuk hiburan semacam ini.

Bambang Soepijanto | bp2sdm.menlhk.go.id
Bambang Soepijanto | bp2sdm.menlhk.go.id
Dibalik kesuksesan dan kemegahan Prambanan Jazz Festival yang sudah mencapai tahun keempat, terdapat nilai utama yang perlu diperhatikan oleh masyarakat Yogyakarta. Gelar yang diberikan UNESCO sebagai World Heritage City bagi Yogyakarta merupakan peluang besar bagi banyak perkembangan kedepan. Tidak hanya itu. Masyarakat memiliki andil untuk memanfaatkan peluang tersebut sebagai sebuah alasan agar gelar World Heritage City terus tersemat di Yogyakarta. Perlu kerjasama dan dukungan dari pemerintah untuk dapat menjalankan rencana jangka panjang. 

Salah satu yang memiliki andil adalah lembaga legislatif DPD RI. Pada tahun 2019 masyarakat perlu memastikan bahwa sosok yang duduk sebagai perwakilan Yogyakarta di DPD RI memiliki nalar sejalan dengan kebutuhan serta keadaan. Calon anggota DPD RI 2019 yang memiliki fokus terhadap pengembangan status World Heritage City Yogyakarta adalah Bambang Soepijanto. 

Mantan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia tersebut telah menyatakan bahwa salah satu misi yang diperjuangkan adalah mempertahankan dan merawat kebudayaan Yogyakarta sebagai World Heritage. Tentu hal tersebut menjadi sinyal positif untuk perkembangan masyarakat dan kota Yogyakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun