Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Metro Mini Mogok Massal, Memancing Kepiawaian Ahok

23 Desember 2015   07:06 Diperbarui: 23 Desember 2015   14:16 4355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai legenda dan sejumlah kenangan manis dari hampir setiap pelajar, mahasiswa bahkan para pegawai di Jakarta yang pernah menikmati jasa bus Metro Mini ini. Saking tertanam di hati nama yang satu ini maka ada seorang penyiar dari Metro TV sempat latah atau kagok, ia menyebut kalimat dalam akhir acara beritanya mari kita kembali ke studio Metro TV tetapi bacanya kembali ke Metro Mini.

Bus mini yang selalu kontroversial ini memiliki jalannya cepat kadang kejar-kejaran, entah karena untuk memenuhi target setoran atau apa, dan kadang sopirnya juga ugal-ugalan. Nyawa manusia rasanya tidak begitu berharga, dan konon cerita busnya hampir 70% tidak lolos pengujian kir dan tidak layak jalan. Bisa dibayangkan penumpang yang duduk di dalam bus ini tentu dag, dig, dug dan senin kemis hatinya, nyawanya tergantung sang sopir dan bus.

Tahun lalu ada seorang isteri teman malah ditabrak oleh bus merek ini dan meninggal, belum lagi sejumlah deretan besar orang-orang yang tidak dikenal juga mengalami hal yang sama. Bus ini ibarat “mau dibuang tetapi sayang”. Keprihatinan terhadap masalah bus mini ini makin menjadi-jadi karena busnya sudah jelek, dan rusak tetapi masih saja dioperasikan, sehingga bisa mengancam banyak nyawa manusia. Oleh sebab itu maka Gubernur DKI Jakarta memerintahkan supaya mereka harus mengganti bus yang baru atau memperbaiki yang rusak sehingga lulus kir.

Bukan berarti sang Metro Mini tidak boleh beroperasi, tetapi mereka diminta mengganti bus baru. Selain itu juga sudah ditawari agar mereka join saja dengan pemprov DKI, dan dibayar per km sejumlah rupiah dengan demikian maka para sopir tidak perlu lagi berlomba-lomba mencari penumpang karena para sopir juga akan dibayar dengan gaji yang tinggi.

Rupanya tidak semulus rancangan yang diprogramkan oleh Gubernur Ahok, oleh karena itu sejak dua hari belakangan ini terjadi pemogokan massal bus Metro Mini. Hal seperti ini tentu menjadi agak kalang kabut masalah transportasi di Jakarta. Untungnya saat ini sedang libur sekolah, dengan demikian maka bus-bus sekolah di Jakarta dikerahkan dan diubah dengan trayek tertentu untuk mengangkut penumpang.

Kejadian kali ini mogok masal dari sopir bus Metro Mini sempat membuat Ahok marah, oleh sebab itu ia berkata jikalau mereka terus melakukan itu berarti rakyat akan benci pada Ahok, sebab transportasi terganggu. Namun Ahok tidak takut ini karena ia tidak mau bus yang bisa membawa kematian ini mengangkut masyarakat Jakarta. Ahok juga berpendapat, jikalau memang bus Metro Mini ini mau mogok, biarklahlah mogok seterusnya saja, supaya ada kesempatan yang baik untuk menggantikan bus yang baru.

Mogoknya Metro Mini ini tadinya diperkirakan akan membawa dampak kemarahan dari masyarakat ternyata tidak demikian. Dibeberapa media sosial seperti yang pernah ditulis oleh berbagai surat kabar terlihat bahwa masyarakat berkomentar lebih baik bus itu mogok untuk seterusnya. Nah, jikalau memang benar Metro Mini hendak mogok, itu berarti ada PR baru yang hendak dikerjakan oleh Ahok. PRnya harus secepatnya diselesaikan, dengan memperbanyak bus-bus di ibu kota. Kepiawaian Ahok dalam hal ini di uji, kita tinggal lihat saja tanggal mainnya. Rasanya capek sekali menjadi Gubernur di DKI kali ini, setiap hari ada masalah yang bervariasi; tetapi dengan begitu membuat kota Jakarta semakin hidup. Kepada masyarakat Jakarta mari singsingkan lengan baju, kerja sama dengan sang Gubernur DKI mencari solusi, jangan hanya mengkritik sana-sini. Jangan biarkan beliau berjuang sendiri. 

Saud, Des 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun