Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mengapa Yesus Harus Menderita?

20 Maret 2016   12:37 Diperbarui: 20 Maret 2016   12:39 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mengapa? Yesus Harus Menderita? Gift freemaker.me design by Saumiman Saud"][/caption]Menyimak kembali peristiwa penghukuman di atas kayu salib yang dialami oleh Tuhan Yesus, maka rasanya tidak adil sekali, orang yang tidak bersalah namun dipersalahkan, dunia rasanya tidak adil, namun inilah rancangan Tuhan untuk keselamatan manusia yang berdosa, satu-satunya cara orang yang tidak berdosa dijadikan berdosa.

Bila saat ini ada orang yang bertanya mengapa begitu gampang kita diselamatkan oleh Tuhan Yesus, hanya dengan percaya kepada-Nya saja! Sudah cukupkah? Maka jawabannya adalah, “Ya”? Tetapi mengapa bisa segampang itu? Jawabannya karena yang sulitnya sudah dikerjakan oleh Tuhan Yesus melalui kematian-Nya di atas Kayu salib di bukit Tengkorak/Golgota.

Khusus orang-orang yang sudah mengalami kasih Kristus dalam hidupnya boleh merasakan bahwa sesungguhnya penderitaan Yesus Kristus di atas kayu salib itu sangat berarti dalam hidupnya, namun bagi mereka yang belum mengalamai Kasih Kristus itu, mungkin ia akan mencemoohnya dengan mengatakan “ mengapa Tuhan Yesus begitu “bodoh”, harus dibantai habis-habisan dan disalibkan?? Pertanyaan ini akan terjawab, apabila orang tersebut mau mengakui bahwa sesungguhnya ia adalah orang berdosa yang pantas mendapat hukuman , namun karena Tuhan kita Maha Kasih dan Maha Adil, IA mengutus Anak-Nya satu-satunya , menggantikan kita untuk menerima hukuman itu, sehingga sekarang yang dihukum adalah Tuhan Yesus, sedangkan manusia yang percaya bebas dari hukuman tersebut.

Pertanyaan sekarang, bagaimana kita menjelaskan kepada orang lain bahwa kematian Tuhan Yesus suatu yang tidak sia-sia? Lalu kalau memang bermakna, maka apa maknanya? Hari ini kita akan mencoba melihat tiga makna Penderitaan Tuhan Yesus bagi kita:

I. YESUS MENDERITA UNTUK MEMBEBASKAN MANUSIA

Sejarah mencatat bahwa sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, maka semua manusia di dunia ini sudah tercemar oleh dosa. Hubungan antara manusia dengan Allah terputus, manusia diikat kuasa dosa, dan siap-siap menghadapi hukuman. Rasul Paulus mengatakan “ Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” Namun Allah itu mengasihi umat manusia, bagaimanapun keadaannya, manusia adalah ciptaan-Nya. Bagaimanapun keadaan manusia, manusia itu ciptaan-Nya. Ia seperti seorang bapa yang mengasihi anak-anaknya, walaupun anaknya itu kadang kala jahat sekali. Itulah sebabnya Allah merancang suatau karya besar yakni jalan keselamatan bagi umat manusia.

Coba kila lihat Injil Yohanes 3 :16 mencatat bahwa “Karena begitu besar kasih Allah, maka IA mengaruniakan AnakNya yang Tunggal” . Rancangan Alalh yang terbesar ini adalah IA mengirim Anak-Nya, sebagai manusia seutuhnya dan juga Tuhan seutuhnya yakni Yesus sebagai penyelamat manusia. Dan Yesus yang dikirim itu harus mati di atas kayu salib untuk menggantikan kita, sehingga kita yang seharusnya menjalankan hukuman itu, saat ini tidak lagi.

Tidak mudah menggantikan umat manusia itu, Yesus harus disalibkan. Biasanya orang yang hendak disalib terlebih dahulu disiksa dengan cambuk. Korban ditelanjangi, tangannya diikat ke belakang, lalu ia diikat lagi pada sebuah tonggak dengan punggungnya dibungkukkan sehingga terbuka terhadap cambuk. Cambuk itu sendiri adalah suatu tali yang terbuat dari kulit yang panjang, yang ditaburi dengan potongan-potongan tulang dan butiran-butiran timah yang sangat runcing sekali dan sengaja dibuat tidak merasta. Pemcambukan dilakukan terlebih dahulu sebelum orang itu disalib, sehingga menjadikan tubuh orang tersebut seperti dikuliti dan berupa cabikan-cabikan daging mentah, dan bilur-bilur yang meradang dan berdarah. Ada orang yang tidak kuat terhadap keadan ini akan mati sebelum disalibkan, biasanya sedikit orang yang sadar sehabis dicambuk.

Di daerah istimewa Aceh dan negara jiran Malaysia atau negara lain kalau seseorang dicambuk dengan cambuk itupun cambuk yang biasa sudah merupakan penderitaan dan penyiksaan yang hebat. Apalagi kalau seseorang dicambuk dengan cambuk Romawi. Pada saat cambuk itu dicambukkan ke punggung yang sudah ditelanjangi, maka benda-benda tajam yang ada pada cambuk itu menancap di punggung dan menggoresnya, mengirisnya; itu baru cambukkan yang pertama. Pada saat cambukan yang kedua diberikan, maka bisa saja benda-benda tajam pada cambuk itu menancap persis pada bagian yang sudah terluka atau teriris oleh cambukkan pertama tadi. Tentu ini juga memperdalam luka. Demikian seterusnya sampai pada punggung yang dicambuki itu secara hurufiah hancur luluh, menjadi seperti pita-pita, seperti bubur, dan organ tubuh bagian dalam terlihat jelas. Belum lagi ada tambahan secara khusus di kepala Tuhan Yesus dipasangi sebuah mahkota berduri, walaupun tujuannya hanya untuk mengejek, namun karena ada durinya, tentu cukup menyakitkan. Satu-satunya yang enak bagi orang yang dicambuk seperti itu adalah keadaan ini dapat mempercepat kematiannya.

Dalam keadaan sekarat orang yang akan disalibkan itu juga dipaksa membawa kayu salibnya sendiri menuju ke atas gunung (menurut tradisi yang dipikul itu bukan seluruh salib, tetapi bagian horizontalnya, namun yang itu saja sudah cukup berat, karena tubuh Yesus sudah lemah IA tidak sanggup memikul salib tersebut, maka Simon dari Kirene menggantikanNya). Dan sesudah sampai ke atas gunung, biasanya orang tersebut dibaringkan, kedua tangannya di paku, dan juga kakinya.

Setelah itu itu salib tersebut diberdirikan, sesuai dengan gravitasi bumi, maka tubuh orang itu akan terdorong ke bawah. Pada saat berat tubuh orang tersebut menekan ke bawah, maka lubang tempat cantolan paku baik di tangan dan kaki akan semakin mengoyak dan melebar, pada saat itulah kesakitan akan sangat terasa. Dan itu akan berlangsung terus-menerus, karena memang proses menuju ke meninggal sangat lambat. Sementara orang yang disalibkan, pacu jantungnya berjalan sangat cepat, hal tersebut membuat orang yang disalibkan itu bergerak badannya, tentu sangat mempengaruhi kesakitannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun