Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengapa Ada Banyak Orang Mau Menjegal Ahok?

15 Maret 2016   11:08 Diperbarui: 15 Maret 2016   14:01 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mengapa Ada Banyak Orang Mau Menjegal Ahok??"][/caption]

Sejak Ahok menjabat wakil Gubernur dan dilanjutkan menjadi Gubernur hingga saat ini, nama Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) tidak satu haripun yang terlepas dari sorotan media masa, terlebih-lebih media sosial. Sosoknya sebagai pemimpin yang begitu percaya diri, jujur, bersih sehingga membuatnya tidak takut pada siapapun. Prinsipmnya adalah tidak perlu takut kalau memang tidak bersalah, karena hanya orang bersalah yang tidak percaya diri dan takut. Oleh sebab itu ia berani mempertaruhkan diri bahkan keluarganya demi memajukan Indonesia dalam hal ini kota Jakarta. Ahok juga mengutip apa yang dikatakan rasul Paulus bahwa mati itu adalah keuntungan, maka tidak perlu ditakuti.

Apakah pemimpin semacam Ahok disenangi orang banyak? Ternyata tidak , mengapa? Jakarta adalah ibu kota negara, ada istilah “ Kejamnya ibu tiri lebih kejam ibu kota” , kalau istilah ini benar maka artinya di ibu kota ada banyak kekejaman manusianya. Jakarta yang terdiri berbagai suku dan ras, bahkan agama; membuat  orang yang hingga hari ini masih belum dewasa selalu mempersoalkannya. Rasa egois sangat terlihat di Jakarta. Dibanding dengan kehidupan di daerah, kita masih dapat saling kenal dengan tetangga satu dengan yang lain, masih ada saling tolong menolong dan menyapa, rasanya di Jakarta lebih terlihat istilah “lu, lu, gua, gua” Di banyak tempat di Jakarta, rasanya tetangga juga sudah tidak saling kenal, pergaulan hanya pada orang-orang tertentu dan tingkat sosial yang sama. Di sebelah perumahan mewah bisa saja ada rumah kumuh namun kita tidak pernah tahu siapa mereka, bahkan didirikan di atas bantaran sungai yang sungainya penuh sampah dan bila hujan deras tiba maka tidak dapat terelakkan dari kebanjiran, lihatlah begitu kacaunya bukan?  Inilah Jakarta, yang Ahok sudah mulai bereskan sejaka beberapa tahun belakangan ini.

Mata pencaharian di Jakarta juga bermacam-macam, mulai dari pengamen, asongan, penjaga parkir, pekerja , sopir , tukang ojek, hingga pada pegawai dan staff di kantor-kantor mewah. Kesenjangan ekonomi pun bisa terlihat sekali, antara mereka yang naik sepeda ontel, sepeda motor dengan mereka yang naik mobil mewah, dari mereka yang makan di restoran mewah hingga mereka yang makan di kaki lima. Udara panasnya Jakarta ditambah debu yang banyak dijalanan yang berlubang, macet  dan kehidupan yang sulit membuat orang gampang sekali naik darah dan emosi, Dipihak lain juga membuat orang pengin mendapat keuntungan dengan cara gampang, akhirnya timbul penodongan, penipuan , korupsi dan sebagainya. Inilah Jakarta. Tidak heran teman saya pernah berkata ia merasa “Kesepian di tengah keramaiannya Jakarta’, karena dengan kesibukannya orang –orang  yang membuat hidup cuek.

Menghadapi masyarakat Jakarta yang seperti ini tidak gampang, terutama begitu Ahok yang dari Belitung menjadi Gubernur. Ada banyak orang yang tidak senang padanya, apalagi cara memimpinnya yang tidak kompromi. Jikalau Ahok mau enak dan mulus melanjutkan satu priode lagi maka cara konyol yang harus dijalankan adalah berkompromi. Ia harus berkompromi dengan mereka yang mark up anggaran, istilahnya ia menutup sebelah mata pura-pura tidak melihat dan pura-pura tidak mendengar dan menjadi kawan baik mereka. Ia juga harus membiarkan APBD itu disetting sedemikian rupa tanpa harus dievaluasi atau di selidiki, sehingga membuat mereka yang suka mencuri anggaran dengan leluasa bertindak, nah hal ini akan menyenangkan berbagai pihak terutama para pembencinya pasti akan senang. Secara politik maka kedisplinan, ketegasan, kejujuran, serta anti korupsinya Ahok itu tidak menguntungkan jabatannya, karena sangat merusak kesempatan orang banyak yang hendak mencari untung tanpa mau berkorban, mau mengkelabui APBD dengan dana silumannya.

Bagi mereka yang senantiasa menimbun harta untuk kepentingan pribadi tentu tidak senang bila melihat adanya perubahan di Jakarta. Mereka makin senang bila Jakarta itu tetap seperti dulu, banjir di mana-mana jikalau hujan, jadi ada kesempatan untuk mengaktifkan proyek perbaikan, sehingga mereka boleh menyerap anggaran negara yang banyak dan menyulapnya untuk masuk dalam kantong pribadi. Kekokohan pendirian Ahok ini membuat orang-orang senantiasa mencari kesalahannya. Apalagi menghadapi oknum -oknum masyarakat Jakarta yang kadang ngeyel dan tidak bisa diajar, sehingga Ahok mesti memakai nada yang cukup keras. Hal semacam inilah yang oleh pembencinya dianggap kesalahan fatal, padahal kalau dilihat secara netral, inilah Jakarta, yang harus diajar dengan cara keras, cara lembek hanya membuat Jakarta stagnasi/mandek.

Masa jabatan Ahok priode pertama ini tinggal setahun lagi, maka jauh-jauh hari ada banyak masyarakat Jakarta yang rindu agar Ahok boleh melanjutkan jabatannya sebagai Gubernur sekali lagi. Ahok yang tidak bergantung pada partai mesti maju independen bila mau melanjutkan pencalonan diri pada tahun 2017.  Tentu sayang sekali melihat Jakarta yang pembangunan dan perubahannya baru berjalan separoh, karena jikalau mendadadak Ahok diganti belum tentu penggantinya dapat melenjutkan apa yang sudah direncanakan oleh Ahok. Supaya Ahok dapat meletakkan dasar yang mantap, maka sekelompok anak muda yang tergabung dalam teman Ahok telah mengumpulkan KTP sebanyak 785.000 dan akan dilanjutkan terus hingga 1.000.000. Semangat mereka yang sangat  membara, karena mereka melihat fakta perubahan dan pembangunan yang telah dikerjakan Ahok, bukan sekadar kata-kata dan sesumbar, oleh sebab itu walaupun sebagian mereka harus mengulang lagi tugas mereka karena harus mencantumpan nama calon wakilnya juga, teman Ahok tetap semangat, bahkan berbondong-bondong masyarakat memberikan KTP mereka.

Di sinilah letak sakitnya para pembenci Ahok, apalagi mereka yang digadang-gadangkan akan dicalonkan sebagai gubernur menandingi Ahok. Mereka menuduh KTP yang dikumpul teman Ahok tidak sah, ada yang mengklaim telah mengumpulkan KTP yang bukan untuk Ahok sudah 1,3 juta, ada yang anggap remeh mengatakan gampang untuk mengumpulkan bahkan 2.000.000 KTP, ada pula yang memfitnah dengan mengatakan Ahok itu korupsi, ada yang melalarang Ahok independen, bahkan konon ada isue  DPR saapai hendak ubah UU independen hanya untuk mempersulit calon independen dalam hal ini Ahok, ada yang  mempermasalahkan Agamanya Ahok dan keturunannya Ahok. Kecuali Ahok itu tidak dikenal orang dan hidup pada jaman batu bolehlah mereka mempermasalahkan Ahok. Ahok itu sudah menjalani setahun lebih sebagai Gubernur, hasil karyanya sudah nyata terlihat, masyarakat Jakarta rasanya tidak buta dan lupa ingatan sehingga tidak ingat siapa yang membangun Jakarta ini. Jadi, kampanye hitam, hasut menghasut, apalagi memfitnah, tidak berlaku lagi. Apa saja yang pembencinya ucapkan terutama yang bersifat negatif sudah tentu tidak dipercayai oleh siapa saja, hanya mereka yang kurang waras yang mau mendengar ocehan-ocehan yang tidak memiliki fakta. Marilah, bertarung secara dewasa, paparkan program kerja anda yang paling baik, yakinkan masyarakat Jakarta bahwa apa yang anda programkan dan rencanakan lebih baik dari Ahok. Jikalau anda tidak sanggup melakukan demikian maka maafkan saja anda harus menarik diri dari pencalonan ini, karena masyarakat Jakarta maunya Jakarta itu lebih baik, bukan lebih buruk dan kalau mau buat Jakarta lebih buruk, calonnya sangat banyak. 

Saumiman Saud, SF

Medio Maret, 14 2016

Note : Tulisan ini tidak sempurna, perlu pengoreksian; setuju atau tidaknya merupakan kebebasan, terima kasih anda sudah membacanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun