Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Anak MAMA & Resiko!!

18 Agustus 2015   11:11 Diperbarui: 18 Agustus 2015   19:11 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang tua pasti sayang pada anak-anaknya, itu sebabnya maka para orang tua rela mati-matian kerja keras , banting tulang demi untuk membiayai anak-anaknya. Anak-anaknya di sekolahkan pada sekolah yang terbaik, bila perlu diberikan les tambahan, setelah itu dikirim sekolah ke Luar Negeri dengan maksud dan tujuan kebaikan dan demi masa depan anak-anak. Si orang tua mungkin dahulu tidak mengecap pendidikan tinggi seperti anaknya , tetapi anak-anaknya diusahakan supaya menimbah ilmu setinggi-tingginya.

Orang tua “yang jahat” sekalipun tidak pernah memberikan yang buruk kepada anaknya. Jikalau sang anak butuh roti pastilah akan diberikan roti bukan diberikannya ular yang berbahaya atau racun.. Anak merupakan semata wayang orang tua, itu sebabnya ada orang tua begitu memanjakan anak-anaknya, sehingga segala kebutuhan anaknya terpenuhi setiap saat. Anaknya tidak pernah merasa apa yang disebut kekurangan, inilah orang tua yang benar-benar baik. Namun jika kita coba pikirkan kembali apakah orang tua demikian adalah orang tua yang benar-benar baik? Justru saya katakan cara ini adalah cara jahat orang tua yang terselubung tanpa di sadarinya.

Orang tua yang senantiasa memanjakan anaknya memberikan segala kebutuhannya, maka anak ini tidak pernah terlatih merasakan apa yang dimaksud dengan kekurangan, anak ini bahkan tidak mengerti apa itu kemiskinan; sedikit ada masalah keuangnnya orang tua langsung transfer, apalagi jaman sekarang mentranfer uang dapat dilakukan via smart phone.  Anak ini hanya tahu segala sesuatu yang dibutuh bila diminta pasti segera tersedia, bahkan bila orang tuanya telat saja memberi maka anaknya akan menjadi uring-uringan.

Bagi sang anak Apartment mewah, mobil mewah, uang saku yang banyak , itu semua merupakan kewajiban orang tua. Sang anak tidak mau tahu menahu bagaimana susah dan perjuangan orang tuanya mencari nafkah. Ada seorang penulis mengatakan demikian : “ Generasi pertama berjuang keras kerja untuk mendapatkan hasil, generasi kedua yang menikmatinya, sedangkan generasi ke tiga menghambur-hamburkannya. Saya tidak tahu anda termasuk generasi keberapa? Anak yang senantiasa mendapat segala fasilitas dan kecukupan setiap saat dari orang tuanya, hidupnya tidak berpengalaman mengalami kekuatiran, baginya semua kehidupan itu lancar-lancar saja. Padahal bersandar penuh pada orang tua bukan merupakan jalan keluar yang baik, orang tua itu terbatas, usahanya juga berlimit, kehidupan dan keuangannya juga tidak selalu stabil, bahkan suatu hari orang tuanya bisa meninggal dunia.

Apabila anak tidak sejak dini belajar bagaimana itu hidup susah, maka pada saat kesusahan itu menimpah dirinya maka ia akan kalang kabut dan putus asa; apalagi mereka yang tidak memiliki pegangan rohani. Selama ini ia berada pada zona aman saja, tetapi roda kehidupan berputar, dia mesti menjalani posisi yang kehidupan yang menantang. Ia tidak sanggup, ia rubuh.

 

Jadi walaupun keadaan ekonomi anda lebih dari cukup, itu tidak berarti sebagai orang tua harus memanjakan anak dengan segala kemewahannya. Anda akan menjadi orang tua yang paling jahat di dunia ini apabila di dalam segala aspek kehidupan anak anda diproteksi anda semua. Anak akan kehilangan pegangan hidup apabila suatu hari anda tidak bersama-sama mereka lagi. Itu berarti anda sendiri yang sedang menciptakan anak-anak anda menjadi anak yang tidak siap menghadapi persoalan. Anak yang terlena dengan kehidupan aman sudah dapat dipastikan ia tidak sanggup meneruskan usaha orang tuanya. Oleh sebab itu, marilah kita belajar menjadi orang tua yang bijak, kadang ada masa anak-anak kita mengalami kesulitan biarkan saja, cukuplah kita pantau dirinya dan kita melihat bagaimana mereka mencoba sendiri mencari jalan keluar.

Jangan biarkan anak kita dimanjain dengan segala fasilitas walau kita mampu, namun kita harus ajari menjalani hidup yang sulit. Anak Mama besar resikonya, dia tidak pernah susah, seali susah maka jalannya buntu. Sebaiknya, apabila memang benar-benar mereka menghadapi jalan buntu dan membutuhkan pertolongan kita barulah kita bantu mereka. Hal ini mengajarkan kepada anak-anak kita apa artinya berjuang, apa artinya mencari jalan keluar, apa artinya menyelesaikan persoalan.

San Francisco, 17 Agustus 2015

 

Saumiman Saud

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun