Mohon tunggu...
Saumiman Saud
Saumiman Saud Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati

Coretan di kala senja di perantauan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengapa Media Sosial Membuat Orang Terancam?

17 Maret 2018   10:55 Diperbarui: 17 Maret 2018   12:07 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.anthonydiomartin.com/

Belakangan ini ada banyak berita dari media sosial yang nampaknya seperti kejadian yang benar, namun rupanya berita itu  tidak benar (Hoax). Misalnya berita foto-foto  dan video dari tokoh tertentu, artis-artis yang, kecelakaan, sakit, foto-foto pertengkaran, perselingkuhan, cabul , banjir, kerusuhan, unjuk rasa, bahkan isue makanan tiruan.  Lalu kemudian berita itu menjadi viral dan disebar-luaskan orang kemana-mana. Bagi mereka yang cuek, diam saja atau tidak bergeming dan aman, tetapi bagi yang kurang puas mulailah main pengacara dan melaporkan kepada polisi dengan tuduhan melanggar UU ITE dan sebagainya dan bisa terancam masuk penjara 3 bulan hingga 18 bulan bahkan lebih, dengan denda yang mahal. Pertanyaannya mengapa media sosial membuat kehidupan masyarakat awam menjadi terancam?

Sebenarnya kadang seseorang itu berniat baik, ingin menyampaikan berita bahwa ada isue tentang makanan tertentu mengandung zat beracun. Lalu diberitahukanlah kepada teman dengan maksud baik supaya  menyelamatkan teman via foto WA atau video. Namun, ternyata berita itu Hoax, kemudian ada yang tidak senang dan mengancam melanggar UU ITE atau apa itu. Nah, bukankah hidup kita menjadi terancam?  Namun bagaimana jika berita itu benar-benarterjadi? Tentu bisa juga mengancam nyawa orang yang tidak tahu menahu?

Di manakah kita dapat menemukan patokan berita yang benar? Kepada siapa kita bisa bertanya?  Apakah selama ini ada sosialisi kepada masyarakat bagaimana cara mengetahuinya. Siapa yang bertanggung-jawab untuk tugas sosialisasi ini? Jangan-jangan masyarakat kita tidak tahu apa itu melanggar UU ITE, yang diketahuinya biasanya ya gossip, dan jaman now gossip bukan lagi kongko-kongko kelompok kecil, tetapi via internet atau media sosial. Bagi yang koceknya agak tebal, ia bisa saja search di Internet dengan pulsa data yang cukup mahal dan mengetahui berita yang benar. Namun bagi yang hanya sekadar mengerti ber-sms atau WA, dan ditambah kantong pas-pasan tidak mungkin lagi ia mencari tahu di Internet yang mesti habis banyak biaya?  Dimanakah dapat diketahui berita akurat tersebut? Kepada siapa kita bertanya?  

Jika belum ada fasilitas kemana bertanya, lalu kita buta mengetahui berita mana yang benar atau Hoax, tentu tidak adil bila seseorang dipersalahkan. Kecuali dari awal berita itu benar-benar menyesatkan. Lagi pula siap yang sangka berita itu bisa menyesatkan. Kadang karena permainan politik pula, beritanya sudah tersebar awal bulan, marahnya diakhir bulan.  Lagi pula bila sedikit-sedikit ada ancaman, tentu membuat masyarakat kita, generasi kita terpaksa hanya tutup mulut, tidak berani berbuat apa-apa, pasrah saja, bahkan tidak berani kritik apa-apa juga, karena bisa dipersalahkan. Kembali lah pada Asal Bapak Senang.

Jika "ancaman ini" ini benar-benar terjadi maka kita akan menuai generasi tidak mau peduli lagi, diam itu aman, diam itu emas. Generasi yang terkebiri, kesalahan apapun yang terjadi tidak ada orang yang berani koreksi lagi, karena atara kritik, koreksi, usul, semuanya itu beda-beda tipis, bisa dipersalahkan. Sudah saatnya di perguruan tinggi dan sekolah-sekolah diajarkan sebuah pelajaran baru tentang bagaimana membedakan berita hoax atau yang benar? 

Media sosial sebagai media informasi masa kini dengan tujuan utama diciptakan adalah menyampaikan informasi, namun informasi yang benar. Dasar para pemakai media sosial yang terdiri dari berbagai kalangan, baik tingkat pendidikan maupun sosial, sehingga kadang berita itu diaplikasikan dan dikonsumsi serta ditafsirkan dengan berbagai makna yang berbeda. Oleh sebab itu masyarakat pemakai media sosial mesti dibekali pengetahuan untuk membedakan, mana berita yang penting atau tidak, asli atau palsu, mana yang perlu atau tidak perlu, mana yang membuat suasana adem ayem atau yang membuat naik darah. Akhirnya jatuh kepada berita mana yang perlu atau tidak disebarkan, jadi jangan asal saja apalagi sipenyebar sendiri belum membacanya.  

Para pembaca yang ahli,  mari dong kasih solusinya, mumpung belum terlambat, supaya kita semua cerdas, tidak lagi diperbudak berita-berita yang menyesatkan. Ada banyak tugas dan tanggung jawab kita untuk membangun bangsa ini ketimbang hanya mengurus berita hoax terus menerus. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun