Mohon tunggu...
Saomi Rizqiyanto
Saomi Rizqiyanto Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

A blogger who loves fashion, food and culture, studying American Studies at University of Indonesia. Read everything about America in here www.theamericanist.web.id

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Resesi Amerika dan Ekonomi Scizofrenia

3 Desember 2010   02:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:04 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12913429881602800649

Majalah Bloomberg Businessweek edisi agustus melansir sebuah temuan yang mencengangkan, disaat resesi ekonomi yang ditandai dengan tingginya nilai pengangguran sekitar 9.5 persen, yang berarti 1 dari sepuluh orang amerika menganggur, justru penjualan iPad mengalami kenaikan pesat, begitu juga dengan angka penjualan starbucks. Apakah ini merupakan bentuk abnormalitas konsumen, atau bentuk pelarian sejenak dari resesi Amerika yang tidak kunjung selesai. Resesi yang ditandai dengan tingginya angka pengangguran di Amerika Serikat saat ini disebut-sebut yang tertinggi sejak lima tahun terakhir, bahkan ada yang menyebut situasi ini lebih parah dari resesi Amerika yang membelit di era depresi besar. Orang-orang yang dulunya memuja Presiden Barack Obama kini sudah mulai menampakkan kemarahannya. Majalah The Economist bahkan menurunkan laporan bertajuk Angry America yang menandai kemarahan dan keputusasaan warga Amerika karena masalah pengangguran yang tak kunjung selesai. Kemarahan itu jelas terbaca saat pemilu sela digelar November lalu yang membuat Demokrat, partai yang mengusung Barack Obama, kalah dari saingannya kubu Republik. Departemen Tenaga Kerja Amerika memang melansir angka statistic yang mencengangkan, walau masih dalam tataran prediksi, pengangguran di amerika diperkirakan akan semakin menanjak, melebihi 10 persen. Tentu ini adalah pertanda bahwa kondisi perekonomian amerika masih dalam suasana tidak menentu. Gubernur The Federal Reserve, Ben Bernanke menambahkan pertumbuhan Amerika memang sangat lamban. Tetapi apa yang terbaca dari angka-angka statistic di wall street dan Washington serta temuan-temuan tersebut ternyata berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di fifth avenue. Tempat paling mashur untuk berbelanja di amerika tersebut ternyata mencetak angka pertumbuhan yang signifikan. Warga amerika serikat masih bisa menikmati kopi starbucks seharga 3 dolar. Orang-orang juga tidak ragu untuk mengganti ponsel mereka ke iPhone terbaru, toko-toko yang menjual iPad disaat peluncurannya juga masih banyak orang yang mengantri. Apakah mereka memang memiliki banyak uang di saat resesi atau mereka memang tenggelam dalam budaya konsumerisme yang tidak masuk akal. Kalau sudah begini, saya jadi teringat tokoh Becky Bloomwood rekaan Sophie Kinsella. Diceritakan Becky yang memiliki pekerjaan dengan pendapatan pas-pasan memiliki kebiasaan belanja yang supergila! Dalam satu waktu ia bisa menghabiskan seribu poundsterling! Dalam satu hari bisa dibayangkan berapa banyak pound yang harus ia keluarkan. Disaat ia terlilit hutang karena kreditnya melampaui pagu kredit atau overdraft, becky tetap berbelanja. Menurutnya belanja merupakan terapi terbaik, dan membuat kehidupannya terlihat membaik, walau secara riil, dia masih memiliki tunggakan kredit. Apakah perilaku ini yang saat ini menghinggapi sebagian besar warga amerika serikat. Kalau benar adanya, maka perilaku ekonomi warga amerika memang tengah berubah. Mereka terhinggapi penyakit schizophrenic! Bukan skizofrenia dalam istilah medis yang sebenarnya, tapi merupakan sebuah istilah yang merujuk pada hasrat belanja diluar nalar. Seakan ada yang membisiki mereka untuk terus belanja mati-matian walau bangsa mereka sedang mengalami resesi. Bisa jadi diantara mereka yang mengantri untuk membeli iPad adalah orang yang saat itu tidak mempunyai pekerjaan, tetapi masih berani merogoh kartu kredit mereka untuk membeli sebuah iPad, padahal dia tahu, dia masih memiliki macbook yang berfungsi dengan baik. Selamat datang ekonomi schizophrenic!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun