Mohon tunggu...
La OdeMuhamad
La OdeMuhamad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Contoh Konversi Teks Hikayat ke Cerpen

8 April 2019   14:05 Diperbarui: 8 April 2019   14:15 8311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Aku dan La Idhi  yang akan menombak ikan itu."

Rencana dilaksanakan. Idho berteriak memanggil ikan itu, dan dua pemuda lainnya bersiap-siap menombak ikan itu. Alhasil, mereka berhasil menangkap ikan itu. Ikan itu pun mati seketika.  Mereka memotong daging ikan itu ke dalam tiga bagian. Saking besarnya ikan itu, maka masing-masing mendapat bagian satu pikulan. Kemudian mereka membawa pulang bagian mereka di rumah masing-masing. Sungguh senangnya hati keluarga mereka saat melihat daging ikan sebanyak itu. Keesokan harinya, La Moelu kembali ke laut untuk memberi makan ikan kesayangannya itu. Namun, apa yang terjadi? Sesampainya di tepi laut ia segera memanggil ikan itu.

"O... Jinnande Teremombonga ..."!

La Moelu menunggu cukup lama, namun ikan itu belum jua muncul. Berkali-kali ia beteriak, bahkan dengan suara yang lebih keras, tetapi ikan itu tak kunjung datang. Rasa cemas dan prihatin berkecamuk dalam hatinya.

 "Janggan-jangan telah terjadi sesuatu dengan Jinnande Teremombonga" pikir La Moelu dalam hati.

"Ke mana perginya Jinnande Teremombonga? Biasanya, aku hanya sekali memanggil dia sudah datang. Tapi, kenapa kali ini berkali-kali aku panggil, dia belum juga muncul. Apa ada orang yang telah menangkapnya?" gumam La Moelu.

Hari menjelang sore, akhirnya La Moelu kembali ke rumahnya dengan perasaan galau dan sedih. Di perjalanan pulang, ia selalu memikirkan nasib ikan kesayangannya itu. Sesampainya di rumah, ia pun menceritakan hal itu kepada ayahnya. Namun, sang Ayah tak berdaya mendengar cerita La Moelu, kecuali menasihatinya.

"Sudahlah, Anakku! Mungkin ikan itu pergi mencari teman-temannya ke tengah samudera sana," ujar ayahnya.

Malam harinya, La Moelu berkunjung ke rumah salah seorang pemuda yang telah menangkap ikannya. Kebetulan, pemuda itu sedang makan malam bersama keluarganya. Tak sengaja, La Moelu melirik ke hidangan yang disajikan. Di situ terlihat suguhan daging ikan besar, tiba-tiba La Moelu teringat dengan Jinnande Teremombonga, ikan yang selalu diberinya makan setiap pagi di tepi laut.

"Wah, jangan-jangan ikan yang meeka makan itu Si Jinnande Teremombonga," pikirnya.

La Moelu pun menanyakan dari mana mereka mendapatkan daging  ikan besar itu. Setelah didesak, pemuda itu pun menceritakan keberadaan daging ikan besar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun