Mohon tunggu...
Uka Whardhana
Uka Whardhana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam

Seorang Insan pembelajar yang ingin berbagi rasa juga asa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam adalah Agama yang Luwes

17 September 2020   22:18 Diperbarui: 17 September 2020   22:42 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasional-Republika.co.id

Kita pasti pernah memahami bahwa Islam adalah agama yang selalu berupaya untuk tidak membuang-buang waktu, melakukan hal yang tidak bermanfaat. Sebagai seorang muslim kita harus selalu serius, tidak boleh banyak tertawa, waktu hanya di habiskan untuk beribadah kepada-Nya, menangis di atas sajadah, tenggelam dalam lantunan dzikir mulia dan sebagainya.

Berpikiran seperti itu tidak salah, namun kita perlu ingat arahan Nabi katanya, Sa'atan-sa'atan", artinya masing-masing ada waktunya. Artinya Islam adalah agama yang pertengahan, maksudnya islam bukan agama yang membelenggu dan menguasai tabiat para penganutnya.

Oleh sebab itulah Al-qur'an pun tidak semuanya berisi perintah dan larangan-Nya saja. Tapi di dalamnya ada waktu break, selingan-selingan cerita-cerita/sejarah untuk menjadi pelajaran mengambil kebijaksanaan bagi para pembacanya. Bahkan surat Yusuf di awal ayat sampai akhir semua full membahas kisah-kisah, Allah menyebutnya Ahshahul Qashas artinya sebaik-baik cerita. 

Dalam tafsir Ibnu Katsir menyebutkan bahwa surat Yusuf turun berawal dari permintaan seorang sahabat yang merasa lelah dengan beban-beban syari'at, lalu Allah menurunkan surat Yusuf dengan berisi cerita supaya kita lebih santai dan mengambil pelajaran.

Oleh karena hal itulah seolah Allah ingin mengatakan bahwa Agamanya ini adalah agama yang semua ada waktunya, Tuhan kita lebih tahu dan mengerti tentang tabiat kita sebagai manusia yang cenderung ingin santai.

Maka kita sebagai muslim tidak boleh terlampau serius. Harus ada saat tenggang, komedian hidup, tersenyum, tertawa bersama, basa-basi walau hanya sebentar. Tujuannya supaya hidup kita lebih bergairah dan bersemangat, lebih fresh, yang penting agar kita tidak bosan menjalani kehidupan sehari-hari, tidak monoton kadang menjemukkan. Semoga karena hal itu pikiran jadi rileks belajar pun menjadi mudah dipahami karena pikiran dan hati kita terisi oleh kegembiraan dan kefokusan.

Tenang saja Agama tidak melarang semua itu, yang terpenting kita menempatkan sesuatu pada tempatnya, ketika suasana mendukung untuk serius ya serius lah namun sebaliknya jika keadaan dirasa bisa bercanda maka bercandalah, itulah Islam agama pertengahan artinya masing-masing  ada waktunya, semua ada tempatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun