Mohon tunggu...
Satya Wiradana
Satya Wiradana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Om Swastiastu

Life Must Go On

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami Pembelajaran Calistung di Pendidikan Anak Usia Dini

28 Juli 2022   11:39 Diperbarui: 28 Juli 2022   11:47 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui pendidikan itu sangat penting untuk kita semua. Dalam Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar Setiap Peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri serta berlandaskan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat nantinya.

Pendidikan saat ini sudah terbagi beberapa jenjang dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan termasuk Perguruan tinggi. Pada hakekatnya pendidikan tidak mengenal waktu, belajar sepanjang hayat dari kita lahir sampai kita mati.

Pendidikan Anak Usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang formal dan paling awal dari proses perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini sering dikatakan masa emas, dimana seorang anak dengan mudah meniru orang yang mereka lihat maupun mereka senangi. Mengapa di katakan hal seperti itu, seorang anak PAUD akan mempelajari dan menirukan setiap aktifitas maupun perkataan yang di ucapkan guru maupun orang disekitarnya.

Pembelajaran di PAUD menggunakan sistem bermain sambil belajar. Kegiatan yang dilakukan di sekolah PAUD cenderung melaksanakan kegiatan bermain. Namun sejatinya, dalam permainan yang di lakukan tersebut mengandung unsur pembelajaran secara tidak langsung. Dengan bermain anak-anak akan mengenal huruf, angka dan lain lain.

Perlu kita ketahui juga bagaimana proses pembelajaran calistung pada anak usia dini, sehingga sebagai orang tua siswa mampu mengimplementasikan dirumah sesuai dengan kemampuan anak sendiri.

Pada dasarnya, anak-anak belajar membaca, menulis, dan berhitung dengan antusias pada usia empat tahun menurut Montessori. Sebaliknya, jika seorang anak harus menunggu sampai usia enam atau tujuh tahun seperti di sekolah, tugas ini akan menjadi sulit karena masa sensitif bahasa telah berlalu.

Konteks pembelajaran calistung di masa kanak-kanak harus ditempatkan dalam kerangka perkembangan penuh anak, dicapai melalui pendekatan yang menyenangkan dan adaptif terhadap tugas-tugas perkembangan anak. Menciptakan lingkungan yang kaya "literasi" akan memotivasi anak untuk bersiap memulai aktivitas fisik.

Untuk mulai membaca, pendidik tidak serta merta mengharuskan anak menghafal abjad satu per satu. Begitu pula untuk mulai mengenalkan angka pada anak, Anda tidak perlu menghafal simbol angka yang ada. Tapi itu bisa dilakukan sambil bermain. Dunia anak-anak adalah dunia bermain, dan anak-anak akan dapat belajar  lebih bermakna jika mereka bersenang-senang. Banyak permainan dan metode telah dirancang untuk belajar calistung. Hanya kreativitas pendidik yang harus didekati agar pembelajaran calistung terjadi secara alami dan bahagia.

Calistung merupakan hal dasar yang harus dikenalkan kepada anak sejak dini. Anak yang sudah bisa membaca dan menulis  akan mampu menyerap dan menyampaikan semua informasi yang diterimanya, dan dengan berhitung anak akan lebih mampu mengembangkan aspek berpikir logis.

Kemampuan membaca sebagai  gerbang kognitif  memegang peranan penting dalam seluruh kehidupan manusia, terutama  kontak dan komunikasi. Menulis adalah cara anak  menyampaikan pesan dengan menggunakan tanda sebelum anak membentuk dan bahkan mengenal huruf.

Membaca melibatkan pengubahan simbol (huruf) menjadi suara yang terkait dengan kata-kata (Djamarah, 2010). Lebih lanjut Hodgson (dalam Tarigan, 2008) menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang  disampaikan pengarang melalui bahasa lisan/tulisan (Tarigan, 2008). Tahapan membaca pada masa kanak-kanak, yaitu:

  • Tahap I: Membaca gambar, yaitu anak diberikan gambar, yang dalam satu halaman hanya memuat satu jenis gambar, misalnya jika gambar buah apel, maka gambar tidak boleh dihasi dengan gambar lain.
  • Tahap II: Membaca Gambar dan Huruf. Pada tahap ini dengan membaca huruf sesuai dengan huruf awal gambar. Contoh Apel A
  • Tahap III: Membaca Gambar dan kata. Keterampilan pada tahap ini dengan memperlihatkan gambar dan tulisan makna gambar. Contoh Ayam.
  • Tahap IV: Membaca Kalimat. Tahap membaca kalimat merupakan tahapan yang paling matang pada keterampilan membaca. Anak sudah banyak mengetahui kosa kata dan dapat merangkainya menjadi kalimat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun