Yang namanya agama, jelas harus sejalan dengan kodrat manusia. Terutama soal kebebasan dan pilihan, barangkali sebagian penganut agama sendiri meniadakan kedua hal itu. Patuh pada agama, bukan berarti bersikap pasif. Inilah masalahnya kalau kepatuhan terhadap agama dipahami sebagai sikap pasif, padahal justru malah sebaliknya.
Apalagi kalau tak boleh melakukan ini-itu dan bersikap anti terhadap hal-hal sekuler. Gimana kalau agama tak boleh bersentuhan dengan hal-hal yang tak ada kaitannya dengan agama? Kayaknya kita tahu jawabannya. Padahal agama yang benar adalah agama yang tak memisahkan persoalan keagamaan dengan non-keagamaan, atau dengan hal-hal sekuler. Agama ya harus menyatu dengan itu. Kita hidup berhadapan dengan apa lagi kalau bukan pada hal-hal sekuler, keduniawian, profan dan lain sebagainya?
Apakah agama pun menyuruh kita untuk menjauhi itu semua dengan maksud untuk sama sekali tak berurusan dengannya? Padahal kita berada di tengah-tengah itu semua, dan hal-hal tadi melekat pada diri kita. Jadi, gimana bisa Tuhan malah menyuruh kita untuk bercerai dengan hal-hal profan? Masa' Tuhan tak paham dengan kehidupan kita?[]