Mohon tunggu...
Aris P. Zebua
Aris P. Zebua Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seharusnya pendidikan merupakan hadiah bagi semua orang | Blog pribadi: satyaaris.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cari Kerja Lagi

3 November 2017   21:18 Diperbarui: 3 November 2017   21:21 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Laptop sialan. Mati aja susah," celetuk rekan di depanku. Aku menertawakan celetukannya. Ia sedang men-shutdown laptop tuanya itu.

"Beli baru dong."

"Sudah terlanjur sayang nih sama laptop."

Dia pernah cerita bahwa laptop itu dibelinya sepuluh tahun lalu dari hasil menabung saat masa-masa awal bekerja.

Kami bekerja di sebuah sekolah swasta. Aku sendiri seorang kepala SMP dan rekan tadi kepala SMA. Sebenarnya kami satu kantor juga dengan kepala SD dan SMK. Sekolah ini memang unik. Empat pemimpin sekolah dibuat satu kantor. Aku tidak tahu apakah ini baik atau tidak. Atau bahkan sangat kurang efektif untuk sebuah organisasi pendidikan, entahlah. Tapi begitulah keadaannya.

"Kapan ya kita punya kantor sendiri-sendiri? Kalau gabung begini, gak enak."

Aku setuju dengan dia. Memang sangat tidak nyaman bagi kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya. Misalnya tamu datang. Otomatis akan mengganggu bila kepala sekolah lain ada di situ.

"Mungkin seabad lagi," jawabku sambil bercanda. Beberapa kali kami mengusulkan pada pihak yayasan tentang ini. Namun jawabannya selalu "kita akan pikirkan tahun depan".

"Apa sih yang diinginkan yayasan ini? Kita sudah minta komputer tambahan beberapa tahun lalu. Jawabannya selalu tahun depan. Kita sudah usulkan untuk mengganti printer yang rusak itu. Dan menambah printer karena sangat dibutuhkan. Perbaikan LCD  di aula juga sudah dilaporkan. Sampai sekarang belum juga dipenuhi." Rekanku ini menceritakan keluhannya, yang juga sebenarnya, keluhan kami bersama.

Kondisi sekolah kami ini berada dalam satu gedung. Mulai dari SD hingga SMA/K berada dalam satu gedung berlantai empat. SMK belajar sore hari. Untungnya kantor guru tidak disatukan seperti kantor kepala sekolah.

Siang itu di kantor hanya ada aku dan rekan kepala SMA. Kebetulan kami tidak begitu sibuk. Obrolan kami seputar kondisi sekolah. Konon sistem manajemen sekolah ini buruk sekali karena intervensi yayasan terlalu besar. Kepala sekolah tidak diberi wewenang penuh untuk mengelola sekolah. Akhirnya, lambat laun peminat sekolah ini pun menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun