Mohon tunggu...
Satya Anggara
Satya Anggara Mohon Tunggu... Lainnya - Academic Researcher and Investor

Menyajikan tulisan seputar dunia investasi, bisnis, sosial, politik, humaniora, dan filsafat. Untuk korespondensi lebih lanjut, silahkan hubungi melalui kontak yang tertera di sini.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menguak Polemik Lain Dunia Pasar Saham melalui Kasus Jouska

4 Agustus 2020   06:00 Diperbarui: 4 Agustus 2020   06:02 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Founder sekaligus CO PT Jouska Finansial Indonesia, Aakar Abyasa Fidzuno | Sumber: trenasia.com

Anda sebagai investor justru dibuat merasa makin tidak aman dalam berinvestasi karena bahkan para profesional sekalipun justru memperdaya Anda dan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit.

Omong-omong soal para manajer investasi profesional, penulis teringat kepada salah satu buku yang ditulis oleh Burton Malkiel berjudul "A Random Walk Down Wall Street". Di dalam buku tersebut, Burton mengungkapkan pesimismenya terhadap kinerja para profesional ini dengan membandingkan kinerja mereka dengan seekor monyet yang melempar anak panah untuk memilih saham secara acak. 

Hasilnya, saham pilihan monyet tersebut bukan hanya mampu mengalahkan kinerja bursa, melainkan juga kinerja para profesional (Malkiel, 1973). Tentu Anda dapat setuju atau tidak dengan Burton, penulis menyerahkan kesimpulannya kepada para pembaca.

Alhasil, hingga saat ini masalah yang menghantui para investor saham di Indonesia tetap ada dan tersembunyi di balik kisruh dan gembar-gembor perbaikan kualitas pasar modal. 

Para investor ini mungkin dapat mengakses buku-buku teks klasik seperti karya Benjamin Graham, Philip Fisher, dan Peter Lynch, namun tanpa bekal pemahaman mendasar, kemungkinan besar para investor ini tetap akan mengalami kebingungan dalam membangun pemahaman yang komprehensif dan memadai seputar dunia saham.

Dari pengamatan penulis, terdapat juga content creator di kanal seperti YouTube yang berupaya membangun pemahaman bagi masyarakat awam mengenai saham, kendati sulit bagi mereka untuk lepas dari tuntutan pasar terkait konten yang sederhana dan menarik dipandang. 

Sekali lagi, tanpa adanya sistem pengajaran dan pembelajaran yang rapi dan mudah diakses sebagaimana sistem pendidikan formal, sulit bagi kita untuk meningkatkan kualitas para investor. Namun apabila hal ini dapat terwujud, potensi perbaikan kualitas pasar saham dengan sendirinya akan muncul kembali dengan optimisme yang lebih tinggi.

Kita dapat membayangkan para investor yang terdidik ini nantinya secara independen mampu memilah dengan baik saham mana yang cocok untuk tujuan dan strategi investasinya tanpa peduli terlalu serius terhadap isu yang dimainkan di pasar. Boleh jadi sejalan dengan itu pula, pasar saham akan lebih efisien sebab tak mungkin pasar dapat menjadi efisien tanpa adanya pelaku yang rasional di dalamnya. 

Semoga kasus Jouska kali ini dapat menjadi pembelajaran yang mampu kita serap hikmahnya, bukan untuk membuat kita takut berinvestasi saham, melainkan membuat kita makin sadar dan mawas diri bahwa banyak hal perlu dipelajari sebelum kita terjun ke pasar saham sebagai investor.

Referensi

Malkiel, B. (1973). A Random Walk Down Wall Street. Amerika Serikat: W. W. Norton & Company, Inc.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun