Mohon tunggu...
Dimas M. Widiantoro
Dimas M. Widiantoro Mohon Tunggu... Novelis - Penggiat startup

Hi perkenalkan saya Dimas. Salam kenal semuanya ya! Saya akan share everything about startup!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Berperilaku Cerdas Seperti Ekonom Meski Anda Bukan Ekonom di Masa Pandemi Corona

19 Juni 2020   18:49 Diperbarui: 19 Juni 2020   18:44 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
theprimaryreadingtutor.com

Data empiris dari Bank Dunia menyebutkan bahwa perekonomian dunia saat ini mengalami resesi besar besaran. Perekonomian di negara negara eropa, seperti inggris pada Kwartal kedua April hingga Juni ini jatuh ke angka minus 35.1 %. Sedangkan perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan positif senilai 2.97%, meskipun dibawah rata-rata yang sebelumnya selalu berada di atas 5%. 

Kemudian apakah resesi yang hadir saat ini bisa digolongkan sebagai resesi atau krisis? Untuk mengatakan bahwa ini krisis ekonomi, sebenarnya masih terlalu awal. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi mulai melambat meski belum mengarah ke arah minus. Baru baru ini Presiden Jokowi juga mengumumkan bahwa dana yang akan digunakan untuk menstabilkan perekonomian karena dampak ekonomi ini bernilai sekitar 670 trilliun. Hal ini digunakan umumnya untuk berbagai kebijakan fiskal yang mendorong perekonomian untuk dapat kembali ke titik optimal. 

Apakah ekonomi selalu tidak stabil? 

Bila kita melihat ke dasar ilmu ekonomi, mengapa krisis ini bisa terjadi. Tidak lain karena ekonomi selalu berada dalam kondisi yang tidak stabil. Bahkan pada kondisi yang paling stabil sekalipun, ekonomi menyimpan potensi untuk selalu bergoncang. 

Ketidakstabilan ini karena ilmu ekonomi kita berpegang kuat pada sistem ekonomi yang mengandalkan modal (kapitalis). Permasalahan dalam ekonomi kapitalis adalah perekonomian berpegang teguh pada harapan keuntungan yang akan didapatkan di masa depan. Saat orang melihat keuntungan meningkat maka orang akan cenderung beramai ramai menginvestasikan dana mereka. Hal inilah yang mengakibatkan resiko siklikal. Apa itu resiko siklikal silahkan cek video yang sudah saya siapkan berikut. 

Kan sudah ada kebijakan moneter dan fiskal? Apakah negara tidak terlalu jauh mengambil perannya dalam ekonomi rumah tangga? 

Kebijakan moneter dan fiskal tidak akan cukup untuk menjaga kestabilan ekonomi tanpa adanya bantuan dari kebijakan makroprudensial 

Bila kita mengarah ke penjelasan Keynes, perekonomian bisa berjalan dengan sendirinya tanpa campur tangan pemerintah bila kita tidak dalam berada kondisi di resesi. Hal inilah yang disebut dengan invisible hand. Konsep yang selalu didengungkan oleh para pendukung ekonomi Klasik, seperti partai Republik di Amerika Serikat. 

Pahami teori tentang ekonomi klasik 


Para pendukung ekonomi klasik ini selalu berusaha meyakinkan masayarakat untuk mengesampingkan peran pemerintah dalam menjaga kestabilan ekonomi.

Berikut video dari channel youtube saya yang menjelaskan mengapa kita tidak bisa bergantung pada pasar bebas dalam kondisi resesi. 

Apa peran makroprudensial dalam ekonomi yang tidak stabil ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun