Mohon tunggu...
Satrio Arismunandar
Satrio Arismunandar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku, esais, praktisi media, dosen ilmu komunikasi, mantan jurnalis Pelita, Kompas, Media Indonesia, Majalah D&R, Trans TV, Aktual.com. Pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Penulis buku, esais, praktisi media, dosen ilmu komunikasi, mantan jurnalis Pelita, Kompas, Media Indonesia, Majalah D&R, Trans TV, Aktual.com. Pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pers Perjuangan dan HUT AJI, 7 Agustus 2021

7 Agustus 2021   04:38 Diperbarui: 7 Agustus 2021   04:46 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 7 Agustus 2021 ini adalah tepat 27 tahun berdirinya Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Berdirinya organisasi profesi AJI adalah salah satu tonggak perlawanan yang penting terhadap rezim otoriter Orde Baru, yang membungkam kebebasan pers.

AJI hingga saat ini tetap eksis sebagai salah satu organisasi profesi jurnalis, yang konsisten memperjuangkan kebebasan pers dan kesejahteraan jurnalis. 

Istilah "salah satu" ini harus digarisbawahi, karena pada saat berdirinya AJI, rezim Soeharto memberlakukan sistem "wadah tunggal."

Di zaman Soeharto, hanya ada satu organisasi jurnalis yang diakui dan direstui pemerintah: PWI (Persatuan Wartawan Indonesia). 

Tidak ada kebebasan untuk mendirikan organisasi jurnalis lain. Sedangkan sekarang, telah tumbuh dan hadir belasan organisasi jurnalis. Para jurnalis bebas berorganisasi.

Berdirinya AJI mengingatkan kita pada era "pers perjuangan." Pers perjuangan adalah berbagai surat kabar yang terbit pada zaman Hindia Belanda, bercorak nasional, dan menyuarakan kepentingan kaum pergerakan. Pers perjuangan ini berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Menurut Van Niel dalam buku Munculnya Elit Modern Indonesia (1984), ada sejumlah faktor yang mendorong timbulnya gerakan nasionalisme di Indonesia. Antara lain: Persamaan rasa dan nasib sebagai bangsa terjajah, yang membentuk sebuah komunitas yang mengarah pada integrasi kebangsaan.

Selain itu adalah munculnya politik etis di negeri Belanda, dan berkembangnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika (Liberalisme, Demokrasi dan Komunisme). Serta, keberhasilan revolusi dan perlawanan terhadap kolonialisme di seluruh penjuru dunia.

Menyampaikan Perlawanan

Van Niel melihat, dalam sejarahnya pers menjadi salah satu media utama, yang digunakan oleh golongan elit modern Indonesia dalam menyampaikan perlawanan, kritik terhadap kebijakan Belanda, serta mobilisasi massa.

Pada zaman yang berbeda, di periode 1994-1998, AJI juga menjalankan peran yang mirip dengan pers perjuangan pada masa sebelumnya. AJI didirikan oleh para wartawan muda Indonesia pada 7 Agustus 1994 di Bogor, Jawa Barat, melalui penandatanganan "Deklarasi Sirnagalih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun