Saya, yang mulai sadar telah melakukan sebuah kesalahan ini kemudian berkilah kesana kemari tak tentu arah. Kalau Wanita sudah marah, lari ke dasar bumi pun masih tak aman kawan.
"Parah!" katanya
sekali lagi, banyak mata menoleh ke arah kami. sekarang, kami layaknya sepasang kekasih yang tengah berkelahi.Â
"Kenapa mbak, ada apa?" tanya seorang pria di dekat kami
"diapain sama dia mbak?" seorang Bapak yg sedari tadi tidur, dan menolak memberikan kursi pada nenek tua disebelah kami pun merasa perlu turun tangan.
Zakia kemudian tersenyum, meyakinkan para jagoan tadi bahwa dia baik-baik saja. Kemudian ia berbisik pada saya, dalam bahasa inggris
"i like you. why dont we date each other?"
kini, giliran saya yang kaget dan berbicara dengan nada tinggi
"hah, ngapain?"Â
bagian saya yang bicara setengah berteriak, tiada bapak-bapak yang peduli.
"use english! so they wont understand!" sergah Zakia