Pandemi juga mengakibatkan ketakutan masyarakat yang meliputi takut kehilangan anak-anak, orang tua, kerabat, harta benda dan takut kehilangan nyawa dengan datangnya kematian. Sebagian dari masyarakat juga mengalami kekurangan makanan dan buah-buahan akibat wabah corona yang melanda.Â
Penyebaran wabah COVID-19 ini juga menimbulkan kekhawatiran akan ketahanan pangan global, termasuk di Indonesia. Memasuki era new normal, PSBB mengalami kelonggaran tapi dampak pandemi corona ini telah berdampak pada ketahanan pangan mandiri. Banyak orang yang mengalami kekurangan bahan pangan, dan kesulitan dalam memenuhi kehidupan sehari-harinya.
Program kerja mahasiswa PMM/KKN UMM melakukan kegiatan BUDIKDAMBER di Desa Arjosari. Kegiatan minggu pertama mahasiswa PMM UMM melakukan peninjauan lokasi kegiatan dan diskusi dengan aparat serta perwakilan warga. Selanjutnya, mahasiswa PMM UMM melakukan persiapan tempat maupun alat/bahan yang akan digunakan.Â
Kegiatan BUDIKDAMBER ini kami menggunakan sayuran sawi dan ikan nila. Kegiatan kami ini diharapkan akan membantu masyarakat dalam mengurangi pengeluaran di era pandemi saat ini. Budikdamber ini cocok sekali untuk masyarakat yang tinggal dilahan kecil. Budidaya ikan dan sayuran dalam ember berpotensi meningkatkan kebutuhan akan protein hewani dan sayuran serta memudahkan masyarakat mendapatkan ikan dan sayur di lingkungan tempat tinggal. Selain mudah dilakukan, BUDIKDAMBER menggunakan media yang kecil, portabel, hemat air dan tidak membutuhkan banyak tekanan listrik.
Caranya dengan potong bagian bawah agar dapat dipanen lagi dalam 10 sampai 14 hari. Hasil sayuran yang baik sebenarnya sangat bergantung pada lingkungan dan cara monitoring untuk dapat menghasilkan hasil yang sesuai. Sementar, Â untuk masa panen ikan nila dapat dilakukan dalam 2 bulan tentunya apabila dalam pemeliharaan yang benar dengan memberi makan sehari dua kali dan sebagainya, bila kualitas benih dan pakan bagus. Perlu diketahui tingkat bertahan hidup (survival) ikan nila 40-90% harus banyak di kontrol.