Sebuah Cerita Praktik Baik (Best Practice) Â Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris.
Kondisi yang penulis hadapi dan masalah yang menjadi latar belakang dalam mendesain pembelajaran yang dituangkan ke dalam cerita praktik baik (Best Practice) ini adalah ketika saya menemukan siswa yang kurang percaya diri dan khawatir ketika diminta berbicara dalam Bahasa Inggris untuk mendeskripsikan seseorang dalam materi pelajaran deskriptif teks. Setelah penulis melakukan pengamatan, berdiskusi dengan rekan sesama guru, dan membaca beberapa literatur yang sesuai dengan permasalahan ini, penulis menyimpulkan bahwa penyebab dari permasalahan tersebut adalah kosa kata yang dikuasai siswa dalam Bahasa Inggris sangat terbatas. Selanjutnya hal tersebut juga disebabkan oleh cara mengajar guru yang belum menerapkan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif, berkolaborasi, dan membiasakan penggunaan Bahasa Inggris di kelas.
Sebelumnya penulis pernah melaksanakan pembelajaran dalam topik ini dengan menggunakan metode belajar konvensional tanpa menggunakan sama sekali model, strategi, Â media dan video pembelajaran. Â Hasilnya pembelajaran menjadi berpusat kepada guru (teacher centered) dan tidak berhasil mengatasi permasalahan yang ada.
Dari penjelasan diatas, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum berjalan maksimal dimana siswa cendrung pasif di dalam kelas. Guru belum menemukan metode pembelajaran yang cocok dengan kebutuhan dan karakteristik siswa sehingga ditemukan kesulitan atau permasalahan siswa dalam memahami materi ini.
Praktik baik pembelajaran ini menurut saya penting dibagikan kepada guru lain karena menurut penulis masalah yang saya hadapi ini juga dialami oleh guru Bahasa Inggris lainnya.
Peran dan tanggungjawab penulis adalah sebagai guru Bahasa Inggris di SMPN Satu Atap 9 Sarolangun yang sedang mengikuti Program Profesi Guru (PPG) di LPTK Universitas Jambi. Untuk itu, sebagai calon guru profesional maka diharapkan untuk mampu mengatasi situasi ini sekaligus memberikan solusi sehingga permasalahan siswa tersebut dapat diselesaikan. Penulis bertindak selaku perencana, pelaksana, dan memberikan evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran ini.
Beberapa tantangan yang penulis hadapi dalam pelaksanaan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
- Guru yg awalnya lebih sering menggunakan metode pembelajaran konvensional tanpa menggunakan media pembelajaran mencoba untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan media pembelajaran.
- Guru yang awalnya sering menggunakan Bahasa Indonesia di dalam kelas membuat siswa kebingungan ketika pada pembelajaran ini guru lebih sering menggunakan Bahasa Inggris.
- Siswa sering kurang memberikan respon karena malu, tidak percaya diri, dan takut salah dalam memberikan pendapat atau jawaban.
Adapun yang terlibat dalam pembelajaran ini adalah guru dan seluruh siswa kelas 7 SMPN Satu Atap 9 Sarolangun yang berjumlah 16 0rang .
Dalam menghadapi tantangan tersebut, penulis perlu menyajikan pembelajaran yang menarik, mengesankan, dan bermakna bagi siswa. Video pembelajaran dan bahan ajar yang menggunakan slide Canva digunakan dalam pembelajaan ini yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa. Selanjutnya penulis menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dirasakan cocok dengan karakteristik dan melibatkan semua siswa kelas 7.
Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered) sehingga melibatkan siswa untuk berdiskusi dalam memecahkan permasalahan yang diberikan, membuat siswa lebih mandiri, dan meningkatkan kepercayaan diri siswa.
