Istilah PRIBUMI itu sebenarnya PRODUK KOLONIAL BELANDA untuk memecahbelah bangsa Indonesia yang saat itu berjuang demi kemerdekaan. Kalau tidak salah, saat itu oleh Belanda dilakukan pengelompokan penduduk untuk menentukan kelasnya. Sekarang isu pribumi sering muncul untuk konsumsi politik. Seperti halnya pidato pak Anies kemarin, di saat saya ingin mulai jatuh cinta. Dan ternyata, ah sudahlah.
Di masa penjajahan dulu, oleh Belanda, penduduk di masa itu dikelompokkan menjadi Europeanen, Vreemde Oosterlingen dan Inlanders (pribumi).
Europeanen
Adalah kelompok warga kelas satu. Mereka mendapatkan gaji yang jauh lebih tinggi, diutamakan untuk posisi-posisi pekerjaan yang lebih tinggi, memiliki kewarganegaraan ganda, terjamin kualitas pendidikannya, dan sebagainya
Vreemde Oosterlingen
Adalah kelompok warga kelas dua. Di dalam kelompok ini termasuk orang tionghoa, ARAB, India, Persia, Turki, Yahudi non-Eropa.
Inlanders / Pribumi
Adalah kelompok warga kelas bawah. Asli atau tulen (indigenious) sebagai kelompok etnis yang diakui sebagai suku bangsa bukan pendatang dari negeri lainnya. Mungkin maksudnya suku-suku yang sudah ada sebelumya, seperti Jawa, Sunda, Batak, Sasak, Badui dll.
Tapi walaupun begitu, penduduk asli / native indonesians (pak Anies menyebutnya pribumi) sebenarnya adalah bangsa pendatang. Menurut sumber manusia modern masuk ke tanah air (Nusantara / Indonesia) pada Era Pleistosen
Manusia pendatang ini pun terbagi menjadi dua golongan dengan tiga tahapan.
Melanesia