Mohon tunggu...
Satria Putra
Satria Putra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - siswa sma kanisius

saya berminat untuk mengikuti arsitektur dan berbisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perdebatan Moral Kasus Aborsi

30 November 2022   21:15 Diperbarui: 30 November 2022   21:15 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Editor : JES/20

Joshua Elisha Shalom

Pada Artikel pertama terlapor kasus aborsi ilegal dan pembuangan janin aborsi tersebut pada tong sampah. 

Penulis berulang kali memberikan opini bahwa aborsi ilegal tidak wajar untuk dilakukan dari berbagai sudut pandang bahkan pada sisi keselamatan dari ibu selain itu yang lebih mudah dilihat adalah dalam sisi moralitas dari membunuh janin, walaupun itu penulis tetap beropini keras bahwa aborsi dapat tetap dilakukan untuk alasan medis yang menyangkut keselamatan ibu dan bukan menyangkut permasalahan rasa malu atau lain lain.

Artikel ini dari awal berusaha untuk memberikan peringatan kepada aborsi ilegal yang dilakukan oleh beberapa ibu yang antara merasa malu atau takut atas masa depan mereka dengan janin yang ada. Artikel ini menggunakan bahasa formal atau ilmiah. Artikel ini ditulis oleh Arfandi Ibrahim yang juga menulis "Harga Telur Ayam Meroket, Pegadang Kecil di Gorontalo Kebingungan". 

Artikel kedua memberikan argumen untuk membuat aborsi legal bedasarkan permasalahan populasi yang melebihi kapasitas yang bisa diatur. Penulis berpikir bahwa aborsi karena banyak dari dunia memiliki masalah over populasi membutuhkan solusi sterlilisasi yang bisa diatasi dengan aborsi karena aborsi memiliki kesempatan seratus persen untuk bekerja. tujuan artikel ini adalah untuk memberikan argumen untuk memberikan hak aborsi pada negara. Bahasa yang digunakan adalah bahasa formal. Artikel ini ditulis oleh Harriet Pilpel yang bekerja sebagai pengacara. 

Aborsi adalah prosedur umum untuk pengakhiran kehamilan dengan pengangkatan atau pengusiran embrio atau janin. Aman bila dilakukan dengan menggunakan metode yang direkomendasikan oleh WHO, sesuai dengan durasi kehamilan dan oleh seseorang dengan keterampilan yang diperlukan.  

Perdebatan dari aborsi dapat merupakan pembicaraan yang cukup komplex, tetapi hanya dibicarakan dalam konteks yang terlalu kaku. Perdebatan ini seperti menembak target di malam hari, karena semua orang hanya menggunakan peraturan moral mereka sendiri yang secara jujurnya hanya berdiri dalam konteks subjektif dan bukan objektif. 

Permasalahan dari penanganan aborsi ini akan tetap berlanjut pada tahun tahun kedepan, karena banyak orang hanya dapat melihat kasus ini dalam pandangan moral kaku mereka sendiri. Tetapi dari mulai turunya dari kehamilan yang tidak diinginkan pada generasi z, aborsi menjadi lebih jarang untuk dilakukan yang pada akhirnya menurunkan kebutuhan untuk pertanyaan moral ini untuk dipertanyakan. 

Untuk mengatasi permaslahan tersebut, hal yang harus dilakukan adalah untuk mendengar pandangan dan opini dari sisi lain. Dari mendengar opini dan pandangan orang lain kita dapat melihat gambaran besar dari permasalahan penanganan ini secara lebih detail dan mencakup banyak pihak. 

Dalam opini saya, aborsi bukanlah tindakan yang moral atau tidak moral karena apapun yang kita lakukan itu tergantung kita sendiri yang dapat memandang apakah itu benar atau salah. Permasalahan ini hanya dapat dilihat dalam sisi efektifitas dari apakah aborsi lebih baik dilegalisir atau tidak dan jawaban dari pertanyaan tersebut dapat menjadi lebih kompleks dari yang diperkirakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun