Mohon tunggu...
Satria Adhika Nur Ilham
Satria Adhika Nur Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Nominasi Best in Spesific Interest Kompasiana Awards 2022 dan 2023 | Movie Enthusiast of KOMiK 2022

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

5 Alasan Mengapa film Train to Busan 2 Peninsula Tidak Terlalu Disukai Penonton

11 September 2020   10:42 Diperbarui: 11 September 2020   10:31 4136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Train to Busan 2 : Peninsula memang sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemar film. Bagaimana tidak? Film pertamanya yang tayang 4 tahun lalu amat sukses dan mendapat banyak penghargaan bahkan jadi rebutan studio Hollywood untuk digarap remake-nya. 

Sekuel ini pun menjadi sebuah harapan baru bagi para penontonnya yang penasaran dengan nasib seorang anak dan ibu yang terselamatkan di film pertamanya, tapi sayangnya harapan itu tidak dapat terpenuhi.

Sekuel yang tayang sejak bulan Agustus ini ternyata banyak dikritik oleh beberapa kritikus film. Termasuk juga penontonnya yang mengharapkan sekuel film ini sebagus film pertamanya. Kebanyakan dari mereka kecewa karena alur dan ceritanya yang amat jauh dari film pertamanya.

Train to Busan 2 : peninsula mengisahkan 4 tahun setelah awal mula terror zombie di film Train to Busan. Tapi perlu di garis bawahi, film ini bukan sekuel yang berlatar cerita para pemain di film pertamanya. 

Jadi kita disini akan dikenalkan dengan para pemain baru yang dikisahkan sebagai korban yang selamat dari tragedi 4 tahun silam, dan kembali ke korea dengan misi untuk mengambil sesuatu. 

Sayangnya, saat tiba di sana, mereka berhadapan dengan kondisi kota yang bak dihantam kiamat, terror zombie yang belum usai, dan muncullah terror baru sebagai kelompok tertentu yang mengaku penguasa.

Inilah alasan kenapa Train To Busan 2 : Peninsula tidak terlalu disukai penonton

1. Cerita dan konflik yang jauh berbeda dari film pertamanya

Jika film pertamanya bercerita tentang orang-orang yang ingin kabur dari zombie, film keduanya ini bertolak belakang. Di film peninsula ini, tokoh yang sudah selamat malah kembali lagi ke korea tempat wabah zombie berasal, hanya untuk mengambil sebuah hal yang menurut Sebagian penontonnya merasa tidak penting. Uang dan nyawa, lebih penting mana coba?

2. Porsi drama yang nanggung

Siapa yang dulu nangis ketika nonton film train to busan yang pertama? Mungkin di film keduanya ini, kamu tidak akan terlalu terbawa emosinya, karena porsi drama di film keduanya ini tidak sebanyak di film pertamanya. Film keduanya ini lebih fokus ke action dan kejar-kejaran dengan para gangster dan zombie.

3. Zombienya kurang 'greget'

Zombie di film keduanya ini tidak semenarik film yang pertama. Lebih tepatnya, kurang menyeramkan dan biasa saja. Cara zombie menyerang manusianya pun bisa dibilang biasa saja, seperti film zombie pada umumnya. Banyak penonton yang kecewa karena porsi fighting dengan zombienya yang lebih sedikit dibanding kejar-kejarang dengan gangster. Tidak seperti di film pertama.

4. Pemainnya kurang tampan

Lucunya, ketika kebanyakan orang mengkritik film ini dari segi alur dan konfliknya, ada beberapa K-Movie lover khususnya para wanita yang kecewa karena pemain atau aktor di film keduanya ini kurang tampan, tidak seperti di film pertamanya.

5. Ending yang terkesan dipaksakan

Banyak kritikus film yang mengkritik ending dari film ini, yang menurut mereka terlihat seperti dipaksakan. Penulis tidak akan menulis bagaimana endingnya, karena kalian pasti tidak mau terkena spoiler kan?

Itulah alasan mengapa film train to busan 2 Peninsula tidak terlalu disukai penonton. Overall, bagi penulis sendiri film ini cukup menghibur untuk ditonton bagi penggemar film dengan tema kejar-kejaran. Actionnya yang cukup menegangkan, dan banyak kejutan di film ini, cukup bisa menjadi tontonan dan hiburan dikala pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun