Mohon tunggu...
Ari Satria
Ari Satria Mohon Tunggu... Guru - Manusia biasa

Hidup untuk hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Celoteh Alang Kanato

27 Mei 2020   12:59 Diperbarui: 27 Mei 2020   12:49 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi-pagi gini memang bawaannya ngantuk banget, mungkin kebawa kebiasaan ketika masih mahad dulu ya... Hihi.."
Sembari duduk menikmati suasana ngantuk, ku coba-coba buka kitab ianah sambil mengingat-ingat pengajian indah bersama Almarhum TGH. Hilmi Najmuddin (Allahu Yarham) saat duduk di tingkat tiga..
Yang terambil ternyata ianah jilid tiga..
Wah.. bab panas ini.. , haha..
Begitulah kami menyebutnya, pengajian tentang pernikahan yang selalu ditunggu-tunggu saat tingkat tiga dulu yang kadang membuat sebagian teman malu untuk berdiri saat masyaikh keluar dari kelas, malu karena apa ya?.. haha..
Walah, hadits ini ketemu lagi, hadits tentang wanita yang dianjurkan oleh agama untuk dinikahi.., hehe.. pas banget untuk para bujang seperti ane..
Ane pikir-pikir lagi makna ni hadist, rasanya kayak blm pas aja nih di hati tentang makna ni hadist, mm...
****
"Eh Lang!. Lagi ngapain?". Tiba-tiba Zeky, temen sekelas dulu di Ma'had dateng.
"Gak ada ky, cuma buka-buka ini aja", jawabku datar.
"Eh Lang, saya mau minta saran nih". "Saran apa?" Jawabku menelisik.
"Kita kan sudah dua tahun tamat Ma'had, saya juga sudah wisuda, orang tua di rumah nyuruh saya nikah nih". "Masya Allah.. bagus dong, disegerakan dan jangan lupa undangan VIP buat saya, haha.."
"Tapi saya belum temukan Calon yang pas nih". "Walah segera dicari atuh, bila perlu sebar pamflet dan poster, haha.."
"Ngaco kamu lang," ketus zeky..
Bincang ringan kami terhenti dengan kedatangan bung hafiz, temen seangkatan kami yang kebetulan sudah menikah.
"Eh fiz, kenapa mukanya ditekuk gitu?," Tanya zeky
"Iya nih ky, ada sedikit masalah nih."
"Masalah apa?," Sambut ku. "Gini lang, istri saya sibuk terus sama karirnya, dia jarang di rumah, malah kemarin dia sempat bentak saya."
"Waduh.. yang sabar fiz, wanita memang gitu, agak bengkok-bengkok gitu, malah wanita yang menarik itu yang bengkok-bengkok tubuhnya kan, haha..."
"Kamu ini lang, gak tau temen lagi susah." Zeky yang sejak tadi nampak bingung menyeringai ucapanku, dia menampakkan muka simpati kepada Hafiz.
"Ini jadi pelajaran untuk kita para jomblo ky, dalam memilih pasangan kita harus lebih selektif, kita berpegang pada ajaran Rasulullah.", Hafiz dan Zeky tiba-tiba memasang muka serius, memperhatikan setiap kata-kata yang keluar dari mulutku.
"Antum berdua masih ingat kan hadits Nabi tentang kriteria pasangan ideal?", "Wanita yang ideal untuk dinikahi adalah wanita yang memiliki empat kriteria, yang cantik, kaya, keturunan bersih dan paham agama", sambut Zeky dengan senyum sumringah dengan sedikit membusungkan dada karena masih ingat pengajian tiga tahun lalu.
"Trus gimana lanjutannya ky?" Tanyaku menelisik.
"Pilihlah yang paham agama maka perjalanan keluargamu akan mulus, begitu kan makna haditsnya" kata Zeky dengan memasang senyum bangga.
"Jadi gini Fiz, Ky, hal yang pertama kita lihat adalah penampilannya menarik atau tidak menurut kita, karena kita manusia ky, kita hanya bisa melihat zohir, sehingga untuk menumbuhkan cinta kita tentunya akan melihat penampilannya, kalau mukanya sudah pas lihat ekonomi keluarganya, bukan karena kita mau cari harta, tapi untuk menunjang kesejahteraan kita, minimal keluarganya tidak akan bergantung sama kita dalam hal ekonomi, terus yang ketiga kita lihat keturunannya, karena salah satu tujuan menikah adalah untuk mendapatkan keturunan, dan keturunan yang baik tentunya akan lahir dari wanita yang baik, karena ibu lah yang menjadi madrasah pertama untuk anak kita, bahkan nih dalam hal kecerdasan, yang lebih dominan adalah gen-nya si ibu, jadinya ibunya juga harus baik keturunannya, nah yang keempat nih ky, yang paling penting, kata Nabi pilih yang punya Din alias paham agama,". "Tapi banyak kok perempuan yang sudah paham agama tapi suka bentak suami, malah dia sudah mondok juga." Sambut Hafiz memotong penjelasan ku.
"Denger dulu makanya atuh Fiz, Ad Din di sini maksudnya apa dulu?, Antum berdua masih ingat gak hadits yang berbunyi  "Ad Din Nasihah", agama adalah nasihat, lalu sahabat bertanya "untuk siapa ya Rasulullah?" Jawab Rasul "untuk Allah, Rasulnya dan sekalian orang beriman"," "Hubungannya apa lang?," Tanya Zeky
"Jadi gini Ky, Nasihah itu artinya adalah ketulusan, jadi agama adalah ketulusan kita beribadah kepada Allah, ketulusan kita mengikuti ajaran Nabi dan ketulusan kita menyayangi orang-orang di sekitar kita, begitu pula dengan wanita yang memiliki Din atau ketulusan, meskipun dia cantik, kaya, keturunan orang terpandang, jika dia tulus maka dia tidak akan memandang apa yang ia miliki, tapi ia akan memandang apa yang bisa ia berikan kepada suaminya, karena esensi agama adalah amal, sikap dan tindak tanduk, bukan title agamawan, bukan tentang pernah mondok atau tidak, bukan tentang bisa baca kitab atau tidak, tapi ketulusan kita beribadah, ketulusan kita menyayangi dan ketulusan kita mencintai, jadi Ky, kalau mau mencari pasangan lihat dulu bagaimana caranya bersikap, bagaimana akhlaknya bersama teman dan keluarganya".
"Oo.. iyaiya, paham ane lang." Ungkap Zeky.
"Nah sekarang ini mumpung bulan Syawal Ky, cepetan, haha..
Ane siap dah bantu keluarin sapi dari kandangnya, haha.."
"Hadeh..  kamu memang guyon aja lang", Zeky mulai kesal..
Pagi itu berlalu, Hafiz melanjutkan curhatnya, Zeky terus memberi simpati dan aku sibuk mengejek.
Rokok yang dari tadi aku bakar mulai habis, kopi di gelas mulai meniris dan pisang goreng di piring telah dibabat habis sama si Hafiz..
Haha..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun