Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Digitalisasi, Tantangan dan Keandalan BPJS Kini dan Nanti

21 Mei 2021   19:48 Diperbarui: 22 Mei 2021   09:28 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pengobatan saya di luar kota I Dokpri

Pandemi Covid-19 yang marak di awal 2020, mengajarkan banyak hal ya? Mulai dari edukasi massif akan manfaat kebersihan yang berbuah pada kesehatan kita, sampai mampu mengarahkan perilaku baru kita mudah ber-digitalisasi via Gadget.

Akhirnya, kini kita 'terpaksa' mampu menjalani aktivitas kehidupan di dunia maya, dan menduakan dunia nyata kita. Demi apa? Apalagi, guna meraih kesehatan, atas terhindarnya potensi paparan Covid-19 yang kian menganga.

Nah lantas kehati-hatian kita selama Pandemi ini yang sudah menjalankan prinsip 3M, pastilah mengingatkan kita, jika sakit atau sehat, layaknya pilihan saja kan?

Coba saja ketika kita acuh mengikuti protokol kesehatan, potensi terular Covid-19 yang berimpilkasi pada komplikasi penyakit bawaan kita terbuka lebar. Dan sebaliknya, jika kita mampu terus patuh protokol kesehatan dan mengatur pola hidup sehat, kita senantiasa sehat wal-afiat.

Pertanyaannya lantas, seberapa besar sih kepatuhan diri kita terhadap protokol kesehatan di masa pandemi ini? Sekaligus kesadaran berasuransi guna memproteksi diri, kala jatuh sakit nanti?

Nah Pandemi yang sudah terlanjur terjepit Resesi, menghadapkan permasalahan biaya hidup harian kita yang kian sulit Jua? Dan faktor ini pasti menjadi tameng alasan klasik untuk menjawab mudah pertanyaan di atas?

Artinya, faktor ekonomi akan menjadi alasan untuk 'merasa' sulit patuh akan dua hal tadi, yakni mentaati protokol kesehatan dan juga membayar premi asuransi yang 'relatif' berasa mahal.

Lalu, membayangkan ketika kita sedang jatuh sakit, kemana kita harus mengadu, dan memampukan diri kita menyelesaikan pembiayaan pengobatannya tadi.

Dan akhirnya, kebijakan populis pengobatan-gratis Pemerintah menjadi sandaran yang dikhayalkan menjadi solusi masyarakat yang terdampak Pandemi kini?

Namun apakah hasrat Pemerintah untuk mampu menggratiskan kesehatan masyarakat di tengah Resesi ini bisa terwujud sempurna dan berkeadilan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun