Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sampek, Konflik Kebudayaan, dan Sound of Borobudur

15 Mei 2021   16:02 Diperbarui: 15 Mei 2021   16:16 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dombra alat musik Kazakhstan yang ditemukan pada rilief Candi Borobudur I Screenshot Yutube 

https://soundofborobudur.org/
https://soundofborobudur.org/

Semuanya tentu saja akan menyelipkan dan sekaligus menyemburkan nilai pengatahuan baru dan pesan moral.  Jika kita mencoba menggali akar kesamaan kebudayaan Nusantara dan dunia, dari sisi berkesenian alat musiknya. Borobudur bisa menjadi pintu masuk, menyelaminya kok!

Kaki-kaki candi Borobudur, terdapat 10 relief Karmawibhangga, menggambarkan 4 jenis alat musik dunia, ada jenis kentongan,kerincingan (idiophone), alat gendangan,kentingan (membrophone), ada jua alat musik senar/dawai/petik/gesek (Chardophone). Serta alat musik tiupnya (aerophone). Fakta itu bisa saja menggambarkan jika alat musik terkini juga dimainkan pada abad ke-8 lalu?

Buktinya, Gasona, Gasola, dan Solawa adalah replika alat musik petik/dawai yang berhasil dibuat berdasarkan relief Karmawibhangga nomor 102, 125 dan 151. Ya ampun! jika diamati bentuk ketiganya mirip sekali dengan alat musik Sampek yang kita bicarakan diatas, dan --malah- banyak diklaim oleh banyak bangsa yang beririsan dengan adat suku Dayaknya.

https://japungnusantara.org/
https://japungnusantara.org/

Borobudur Cultural Feast, pada 17 Desember 2016, berhasil memajang Gasona, Gasola dan Solawa dan menggelorakan sound of Borobudur, lewat irama intepretasi yang dihasilkan dari secuil alat musik yang terpajang di relief Karmawibhangga Borobudur tadi.

Gasona-dawai Relief nomor 151 dibawakan oleh Ali Gardy. Selanjutnya Solawa-dawai relief 125 dan Gasola--dawai dari relief 102 masing-masing  oleh Redy Eko Prastyo dan jua Rayhan Sudrajat.

https://soundofborobudur.org/
https://soundofborobudur.org/

Artinya, Borobudur berbunyi atau sound of Borobudur yang digemakan lagi pada 2016 hingga April 2021 lalu, bisa menjadi pemantik generasi selanjutnya, untuk mampu meredakan konflik kebudayaan Nusantara, lewat 3 pesannya!

  • Sound of Borobudur akan memahamkan essensi hadirnya alat musik dunia yang mampu menghantarkan nilai perdamaian akan perbedaan dan semangat toleransi dalam kehidupan kita, di mana saja.
  • Kita jadi sadar, jika alat musik yang kita jumpai di Jawa, ternyata terdapat pula di mana saja di Nusantara, bahkan di dunia. Termasuk hadir jua kemiripannya di Kalimantan, seperti Sampek yang --malah- mampu memacu konflik kebudyaan antar bangsa dengan Malaysia.
  • Sound of Borobudur menyadarkan Dunia jika Borobudur pusat musik dunia, dimana keberadaan hampir 40 panil ansamble musik, mewakili 60 instrumen alat musik yang tersebar di seluruh Nusantara, dan 40 negara di dunia.

Dari ketiga essensi itu, sudah menjadi bukti autentik jika nilai luhur Borobudur akan menjadi pijakan dan menjawab semua konflik-konflik kebudayaan yang selalu saja diperebutkan banyak Bangsa. Dan menjadikan bukti tak terbantahkannya akan kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia punyai.

https://soundofborobudur.org/
https://soundofborobudur.org/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun