Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Borobudur Refleksi Toleransi Dunia?

11 Mei 2021   11:42 Diperbarui: 11 Mei 2021   14:47 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi, ketika sudah berada di sana, apa yang biasa dan bisa kita lakukan ya? Datang dan hanya melihat-lihat stupa candi saja? Lantas akhirnya berswa-photo gitu saja? Dan setelahnya pulang?

Hiks, hal tadi adalah bisa jadi pengalaman saya sendiri kok, ketika bertandang ke sana. Dan akhirnya saya-punh berseloroh, apa sih istimewanya Borobudur yang dunia puja itu?

Semakin kemari lagi, Borobudur –katanya- sudah kawasan wisata Super prioritas, dengan cost investasi yang berlimpah-ruah. Harapannya, modal pembangunan itu akan menjadi magnet wisata untuk lekas landing di YIA, Kulon Progo ini. Dan menyeruput semua menu  wonderful Indonesia, wisata Borobudur tadi.

Nah, dalam rilis detik.com pernah menyibak jika Borobudur nanti akan menjelma menjadi kawasaan wisata modern, yang dinamakan Borobduur Higland. Dimana –katanya- akan terdapat 5 zona, yakni gerbang  masuk, zona resort eksklusif, zona wsaita petualangan, zona wisata budaya dan zona Ekstreem.

Maket Borobudur Highland I detik.com
Maket Borobudur Highland I detik.com
Dan setiap kawasan itu dipersiapkan akan menjadi pemanja produk UMKM daerah, serta pusat rekreasi, seperti mini-zoo, health, spa, forest-tracking, night-walk, outbond-center, sampai childreen-playground.

Sampai di titik ini, bisa saja kita membayangkan dan memimpikan kemegahan Borobodur-kan?

Lantas, apakah Borobudur-Highland nanti, berhasil menjadi katalisator semangat berwisata di Borobudur lagi. Dan berhasil meleburkan essensi kebudayaan jawa kuno dan kehidupan modern kita, agar mampu bersatu padu untuk meracik semangat toleransi yang kita singgung diatas?

Atau malah sebaliknya, Candi Borobudur-lah yang akan menjadi pemantik Borobudur-Higland yang megah tadi, untuk menghidupi sisi-sisi sosial-ekonomi warga lokal kita, dan memenuhi target pajak-pajak komersil bagi modal pembangunan daerah?

Nah kolaborasi keduanya, antara dimensi modern-kuno bisa saja menjadi semangat baru dan niatan awal kita sebagai wisatawan untuk mengunjungi Borobudur kapan saja kan?

img-20210511-115756-jpg-609a07348ede484c743d5842.jpg
img-20210511-115756-jpg-609a07348ede484c743d5842.jpg
Kata kunci dan tantangan selanjutnya adalah mampukah nilai-nilai kehidupan dahulu yang terangkum di candi Borobudur itu, dapat bersatu-padu dan diterapkan di kehidupan modern kita ini? Yakni menemukan semangat bertoleransi kita?

Nah jawaban itulah, yang sekaligus menjawab tabir yang disemburkan Gamelan jawa dalam mewujudkan keharmonisan Nusantara yang sudah dimulai pada abad ke-8? Nyambung gak sih?

Sound of Borobudur, analogi keberagaman kita adalah satu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun