Mohon tunggu...
Alfian Arbi
Alfian Arbi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aquaqulture Engineer

Aquaqulture Engineer I Narablog

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pilpres, Lebaran, dan Efektivitas Kebijakan Makroprudensial

13 Juni 2019   12:38 Diperbarui: 13 Juni 2019   12:54 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebijakan Makro-prudensial bersama kebijakan moneter dapat memelihara pertumbuhan kredit bank bersama agar tidak berlangsung asal-asalan.

Pada saat ekonomi meningkat, kita bisa rasakan kebijakan Moneter juga meningkatkan suku bunga acuan, sedangkan kebijakan Makroprudensial akan meningkatkan persyaratan permodalan bank.

Kondisi lainnya, ketika penyaluran kredit oleh Bank dirasa berlebihan, yang diperlonggar atas dasar kebijakan mikro-prudensial. Maka kebijakan Makro-prudensial juga akan mensyaratkan minimun permodalan bank sehingga akan mendorong bank tidak melakukan aksi ambil untung atau Countercycling-capital-Buffer (CCB).

Meski harus disadari kedua kebijakan tadi bisa juga berbenturan, ketika kebijakan moneter melonggarkan kondisi suku bunga yang direndahkan akibat kebutuhan ekonomi yang dapat memicu penggelembungan harga properti (kenaikan harga tinggi karena permintaan yang tinggi daripada persediaan) yang disebut istilah ekonominya bubble.

Nah oleh sebab itu, Pemerintah, Bank Indonesia, OJK dan LPS akan menjadi garda terdepan dalam menjalankan fungsinya menelurkan kebijakan ekonomi-nya  dan men-sirnergikannya dengan kebijakan Makro-prudensial.

Di mana Kementrian keuangan memiliki otoritas kebijakan fiskal yang bertugas mengelola keuangan negra terutama pembiyaan pembangunan termasuk perpajakan dan utang pemerintah.

Lalu, OJK merupakan pelindung konsumen sistem keuangan yang menerapkan aturan prudensial menjaga kesehatan institusi keuangan. Dan memastikan kode-etik pelaku pasar dalam mendukung iklim investasi yang sehat.

Sedangkan LPS memberikan jaminan atas simpanan nasabah bank. LPS mengumpulkan iuran premi Perbankan dan mengelolanya agar dapat digunakan membayar simpanan nasabah yang mengalami kegagalan berdasarkan aturan simpanan Perbankan.

Makro-prudensial referensi pembangunan ekonomi 
Nah paparan mengenai kinerja otoritas keuangan dalam menstabilkan perekonomian yang bersinergi dengan kebijakan Makro-prudensial bisa menjadi referensi buat kita. Dimana pondasi stabilitas sistem keuangan (SSK) Indonesia benar-benar terstruktur dan sistemik.

Jika dihubungkan dengan Momen-momen politik dan lebaran, yang berpotensi mengundang gejolak ekonomi tadi. Dimana, dengan memahami kebijakan Makro-prudensial yang tengah berjalan. Dalam konteks politk, semua wacana kampanye akan mudah dinilai masuk akal oleh kita. Dan menemukan jawaban dan menilai jika wacana kampanye tadi mudah dikerjakan atau tidak di masa depan.

Selanjutnya, dalam konteks momen lebaran, kebijakan Makro-prudensial tentu akan memelihara daya-beli masyarakat yang bermanfaat pada momen-momen hari raya, dan akan dikembalikan pada hal prioritas dan juga penyesuaian terhadap pendapatannya, dalam konteks pengawasan lewat kredit Perbankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun