Mohon tunggu...
dewi larasati
dewi larasati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahun Tanpa Musim Panas

10 September 2017   08:17 Diperbarui: 10 September 2017   19:37 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahun tanpa musim panas adalah tahun dimana turunnya suhu bumi dengan drastis di seluruh belahan dunia termasuk daerah tropis karena tidak mendapatkan sinar matahari. Dunia pernah sekali mengalami fenomena tahun tanpa musim panas pada 1816, yaitu satu tahun setelah Gunung Api Purba Tambora meletus dan memuntahkan kandungan di dalamnya. Gunung Tambora mengelurakan material vulkanik sebesar 160 km kubik. Selain itu, tinggi letusannya mencapai hingga 43 kilometer di stratosfer. Dalam sejarah tercatat bahwa letusan tersebut mencapai skala 7 dalam Indeks Letusan Gunung Berapi (VEI) atau skala tertinggi yang pernah terjadi di dunia.

Tentunya, tahun tanpa musim panas tidak akan terjadi tanpa penyebab. Penyebabnya bermula pada saat letusan gunung api yang berskala VEI tinggi menyemburkan abunya hingga ke lapisan stratosfer. Kemudian, Abu tersebut dibawa oleh angin sehingga membuatnya menutupi seluruh dunia. Di dalam lapisan stratosfer, abu itu tertahan hingga dua tahun lamanya dan mengeluarkan sulfur oksida. Akibatnya, lapisan stratosfer tertutup oleh abu vulkanik dan menghalangi sinar matahari untuk sampai ke bumi. Setahun kemudian, langit gelap menyelimuti negara yang sedang musim panas.

Tahun tanpa musim panas mengakibatkan dampak berantai pada kehidupan. Pada saat sinar matahari terhalang oleh kabut aerosol, suhu di bumi turun drastis dan iklim menjadi tak terkendali. Banyak petani yang gagal panen karena tumbuhan memerlukan sinar matahari untuk berfotosintesis. Hewan- hewan banyak yang mati dikarenakan kurangnya pakan ternak untuk mereka. Manusia menjadi kelaparan karena pasokan makanan semakin menipis dikarenakan matinya banyak tumbuhan dan hewan. Akibatnya, dunia kehilang beribu-ribu orang yang tinggal di bumi atau biasa menyebutnya dengan kiamat kecil. Selain dampak negatif yang ditimbulkan, tahun tanpa musim panas juga memberikan dampak positif. Contohnya, pada tahun 1816 terbentuklah alat transportasi kayuh yaitu sepeda. Ide tersebut tercipta karena matinya kuda dalam jumlah besar.

Selama ini fenomena tahun tanpa musim panas hanya pernah terjadi sekali di dunia. Walaupun hanya terjadi sekali, tetapi dampaknya membuat dunia menjadi kewalahan. Karenanya, manusia mulai berbenah dan lebih memperhatikan alam sekitar. Selain itu, akibat dari tahun tanpa musim panas 1816, dunia menjadi lebih waspada dan mengantisipasi kejadian ini bila terulang kembali.

Sigit, Ridzky R. 2015. Inilah Tujuh Fakta Letusan Tambora dan Dampaknya Bagi Dunia. 

diambil dari http://www.mongabay.co.id/. (09 September 2017)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun