Mohon tunggu...
Sastyo Aji Darmawan
Sastyo Aji Darmawan Mohon Tunggu... Lainnya - ASN; Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Penyuluh Antikorupsi; Negarawaran

Menulis supaya gak lupa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kebanggaan Bagi 'Bapak-Bapak': Bisa Memperbaiki Segalanya

29 November 2024   10:40 Diperbarui: 29 November 2024   11:06 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thumbnail Konten Youtube 'Bapak-Bapak Emang Gitu' (Sumber: Youtube Channel HAS Creative)

Laki-laki diciptakan dengan naluri memimpin. Dengan naluri itu, laki-laki merasa perlu untuk senantiasa hadir sebagai 'problem solver' di dalam entitas yang dipimpinnya. Setiap laki-laki memiliki hasrat dan kapasitas yang berbeda untuk memimpin. Hal itu tergantung pada usia, tingkat kedewasaan, pengetahuan dan peluangnya. Meskipun ada laki-laki yang memiliki hasrat dan kapasitas untuk memimpin, tidak semuanya berada memiliki peluang untuk membuktikan dirinya pantas menjadi pemimpin.

Oleh karena itu, laki-laki harus pandai mencari peluang. Bagi laki-laki yang sudah berumah tangga, peluang itu bisa diambil dari tantangan yang paling ringan, yaitu mengatasi kerusakan-kerusakan pada peralatan rumah tangga atau pada bagian rumah. Mungkin hal ini terdengar konyol bagi sebagian orang. Tapi percayalah, mengatasi kerusakan di rumah merupakan 'miniatur' menangani masalah kehidupan, dan berhasil melakukannya merupakan momen yang membanggakan.

'Bapak-Bapak'-sebutan untuk laki-laki yang sudah berkeluarga-akan mengeluarkan usaha terbaiknya untuk mengatasi kerusakan-kerusakan tersebut. Jika berhasil mengatasi satu kerusakan, mereka akan membuktikan kepada khalayak bahwa dirinya pantas untuk menerima tantangan yang lebih besar. Sayangnya, tidak sedikit orang yang menganggap remeh hal ini. Padahal, kebanggaan itu akan menjadi energi positif yang mendorong mereka untuk mencapai keberhasilan lainnya.

Setiap 'Bapak-Bapak' mungkin punya caranya sendiri untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, tidak semua 'Bapak-Bapak' mau 'turun tangan' untuk mengatasi saluran air yang mampet di rumah. Faktor keahlian, biaya, dan waktu luang sangat berpengaruh terhadap keputusan mereka. Bagi mereka yang tidak memiliki keahlian dan waktu luang mungkin akan lebih memilih untuk mengeluarkan biaya perbaikan. Sementara bagi yang tidak memiliki biaya, tidak ada pilihan selain meluangkan waktu dan memaksimalkan keahliannya.

Apapun caranya, upaya menjadi 'problem solver' harus diukur pertama kali dari niat untuk melaksanakannya. Mungkin tidak semua 'Bapak-Bapak' punya kemampuan yang setara, namun semua 'Bapak-Bapak' yang bertanggung jawab harus punya niat yang sama untuk melayani keluarganya. Oleh karena itu, setiap anggota keluarga perlu memberikan afirmasi yang positif jika 'Bapak-Bapak' sudah menunjukan niat untuk mengatasi kerusakan di rumah supaya niat tersebut ditindak lanjuti dengan aksi yang optimal.

Pada kadar tertentu, mengerjakan sendiri semua perbaikan peralatan rumah tangga/rumah memang jauh lebih membanggakan ketimbang harus mengeluarkan biaya. Selalu ada kesan yang berbeda jika keberhasilan dicapai dengan tangan sendiri. Hal ini juga dapat menjadi pelajaran penting bagi seluruh anggota keluarga untuk mengedepankan efisiensi dalam setiap aktivitas dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki agar mampu menjadi pribadi yang mandiri.

Aksi 'Bapak-Bapak' dalam memperbaiki kerusakan rumah mungkin bukan tanpa motif. Motif paling mulia adalah memfasilitasi seluruh anggota keluarganya dengan peralatan dan rumah yang nyaman dan berfungsi dengan baik. 'Bapak-Bapak' dengan tipe seperti ini biasanya hanya mengharap ridho Allah SWT. Sementara itu, ada juga yang memiliki motif: demi mendapatkan pengakuan dari setiap anggota keluarganya bahwa ia adalah pemimpin yang handal di dalam keluarga. 

Tentu, mereka punya alasan tersendiri dibalik motif tersebut. Apapun motif dan hasilnya, setiap anggota keluarga perlu memberi apresiasi atas hasil jerih payah 'Bapak-Bapak' dalam memperbaiki kerusakan di rumah. Hadirnya niat dan meluangkan waktu saja sudah merupakan pengorbanan yang luar biasa di samping pengorbanan mencari nafkah yang juga tetap harus dilakukan. Apalagi jika ditambah permasalahan-permasalahan lainnya yang menanti untuk diselesaikan oleh 'Bapak-Bapak'.

Jangan remehkan sekecil apapun peluang untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam rumah. Setiap anggota keluarga akan merekam momen tersebut dan menilai sehebat apa 'Bapak-Bapak' dalam memimpin. Semua laki-laki berpeluang menjadi pemimpin yang hebat dan kesempatan untuk menggapainya bisa dimulai dari memperbaiki kerusakan di rumah. Ingat, bisa memperbaiki segalanya adalah kebanggaan bagi 'Bapak-Bapak'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun