Mohon tunggu...
Gampang Prawoto
Gampang Prawoto Mohon Tunggu... Sanggar Sastrowidjojo -

sastra hanyalah tulisan, tulisan hanya untuk dibaca, membaca tidak akan menemukan apaapa hanya penjernihan jiwa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Dua Tujuh Koma

1 Februari 2017   17:00 Diperbarui: 1 Februari 2017   18:35 1492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secangkir  kopi pahit
 memaniskan  gelisah  layunya hati
 dari  rindu  penantian  musim
 memetik harum setangkai cinta.

Angin   meminjam  waktu
 menanti  rintik  membasah  hari

kemarau  meranggas  rindu

luas  hati  membentang  kasih.

Ranting  kering  menanti
 senyum  angin  patahkan rindu

taburkan melati peraduan

malam menetes embun wewangian

Seteguk

patahan   ranting  dan daundaun
 menghangatkan  malam.

gaun  putih  merenda  tubuh
 remang  menindih  asmara

lading  dan  lading
 tumbuh  liar  tak  bertuan

melewati  garis  batas  pematang
 menghantar titik pada kesenyapan.


 Sastrowidjojo, 15112016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun