Mohon tunggu...
Sastrawan Batangan
Sastrawan Batangan Mohon Tunggu... -

Sastrawan Batangan, yang lahir di Surabaya, pernah mukim di Surabaya, Malang, Bogor, Jakarta, Depok dan Cibinong. Hobi waktu senggangnya antara lain adalah membaca berbagai tulisan tentang kehidupan serta menulis puisi, artikel dan cerita berbasis makna hidup dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semua "Edan"

22 Februari 2015   21:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:42 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika “ora edan, ora keduman” dari Jawa,
diIndonesiakan menjadi “tidak edan, tidak dapat bagian”,
lalu dicoba untuk dimengerti apa rentetannya,
maka
ada  yang benar-benar telah jadi edan dan ia pun dapat bagian
ada  yang benar-benar telah jadi edan  tapi hanya menggigit jari  karena tidak dapat bagian
ada  yang tidak edan namun hanya mengelus dada karena tak dapat bagian
ada  yang tak edan, ikhlas  meski tak dapat bagian
ada  yang pura-pura edan,  dapat bagian lalu dibagikan kepada korban keedanan
ada yang membagi-bagikan keedanan melalui ceramah dan pelatihan
ada yang mengajar ketidakedanan

wooooo semua tak luput dari edan
woo semua kecipratan edan

Lantas mengapa jaman edan menjadi masalah ?
Bukankah tinggal memilih :
benar-benar edan,
ataukah tidak edan,
ataukah pura-pura edan,
ataukah mengajarkan ketidakedanan ?

(Sastrawan Batangan,  6/11/1996-22/2/2015)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun