Mohon tunggu...
The Sas
The Sas Mohon Tunggu... Seniman - Si Penggores Pena Sekedar Hobi

Hanya manusia biasa yang ingin mencurahkan apapun yang ada dalam isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ketika Ikon Olahraga Pamit

16 November 2021   22:48 Diperbarui: 16 November 2021   22:58 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap cabang olahraga butuh ikon, atlet yang menjadi simbol olahraga tersebut. Prestasinya begitu mendominasi. Kehadiran sang atlet selalu ditunggu para penggemar, membuat olahraga yang digeluti menjadi menarik dan terkenal diseluruh dunia.

Aku ingat waktu kecil, Bapakku dan pria dewasa lainnya pasti setia mantengin televisi ketika Mike Tyson bertanding di hari Minggu. Si Leher Beton yang ketika jaya-jayanya mampu menghajar lawan di ring dalam hitungan menit. Ketika Tyson berhenti, olahraga tinju menjadi tak menarik lagi.

Mungkin ini opini pribadi, tapi ada beberapa kasus olahraga tertentu menjadi tak menarik lagi ketika sang ikon memutuskan pensiun. Kita lihat contoh:

  • Mike Tyson (ikon tinju kelas berat)
  • Michael Jordan (ikon basket NBA)
  • Michael Schumacher (ikon mobil balap Formula 1)

Ketika ketiganya pamit, cabang olahraga yang bersangkutan menjadi kurang booming dan sepopuler dulu di dunia. Benarkah? Entahlah, tapi memang seperti ada yang hilang.

Mungkin pengecualian untuk sepakbola. Setiap zaman berganti, cabang olahraga ini punya ikon di eranya masing-masing. Dari Pele, Johan Cruijff, Diego Maradona, Ronaldo, Ronaldinho, hingga kini Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Selanjutnya Kylian Mbappe dan Erling Haaland siap mengambil tahta.

Baru-baru ini Valentino Rossi memutuskan pensiun dari balap MotoGP. Tak ada yang bisa membantah kalau ajang balap motor cepat itu seterkenal sekarang salah satunya karena popularitas Rossi. Pria Italia berjuluk The Doctor itu punya prestasi mentereng: 9 gelar juara dunia (7 di kelas 500cc/MotoGP,  1 di kelas 125cc dan 1 di kelas 250cc).

Pertanyaannya, akankah ajang MotoGP tetap populer di dunia ketika Rossi tidak ada lagi? Kita lihat nanti.  Sekarang aku cuma mau bilang: ciao e grazie, VR46!

(Bangka, 16 November 2021)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun