Mohon tunggu...
Leo Christianto
Leo Christianto Mohon Tunggu... Lainnya - Leo

No comment

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dendam Membara

14 Februari 2019   11:35 Diperbarui: 14 Februari 2019   11:36 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rio menghela napas kesal. "Hadeh, buat kalian mungkin tak ada bedanya kepala siapa yang akan kutebas selama dia bukan orang pribumi, tapi aku tidak akan sanggup membunuh orang yang tak ada sangkut pautnya dengan Si Acho."

Teman-temannya pun mulai kehilangan kesabaran. Salah satu dari mereka mengancam akan membunuh Rio jika dia tidak bersedia diajak bekerja sama.

Rio tak suka diancam. Dia geram. Dicabutnya parangnya dan dia acungkan tinggi-tinggi. "Kalau begitu, akan kubunuh kalian semua!"

"Jangan macam-macam, Rio," bentak salah satu dari mereka. "Kalau masih ingin hidup, turuti perintah kami. Kita ini satu suku, Rio. Tak semestinya kita saling bunuh!"

"Persetan! Pergi kalian semua, atau kubunuh!"

Semenit kemudian sepi. Mereka pun pergi meninggalkan Rio sendiri. Tak ada yang mau bersekutu dengan niat Rio.

Rio gelap mata. Dia mulai membunuh siapa saja yang ada di hadapannya. Baik pribumi apalagi nonpribumi. Semua dia bunuh tanpa pandang bulu. Baik orang tua, perempuan, dan anak-anak. Semua sama di mata Rio. Siapa saja tidak jadi soal, yang penting dia bisa melihat darah segar, dan mayat-mayat tergeletak di jalanan. Semua halal untuk dijagal.

"Jika aku tidak bisa membunuh Acho," pikirnya, "maka akan kubunuh siapa saja sampai tidak ada lagi orang-orang yang tersisa di kota ini. Akan kubunuh mereka semua!"

Korban demi korban terus berjatuhan. Rio dengan gelap mata terus saja membunuh seperti orang yang kecanduan. Parangnya makin tebal dengan darah mengental.

Pikir Rio, "Hari ini bunuh satu, besok bunuh dua, besoknya lagi bunuh tiga, begitu terus sampai tidak ada lagi orang bisa dibunuh. Cepat atau lambat si Acho pasti ketemu. Di mana kau? Keluar kau Acho, Bajingan kau!"

Akan tetapi, pihak pribumi dan nonpribumi terlanjur berdamai sebelum Rio berhasil menemukan Acho. Pelan-pelan, Rio mulai merasa bersalah karena telah menghabisi nyawa-nyawa yang tidak berdosa. Sekarang mereka semua telah berdamai. Rio tak punya alasan yang cukup untuk membakar dendamnya. Ia dengan sukarela menyerahkan diri kepada pihak yang berwajib. Pria itu siap mempertanggungjawabkan segala perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun