Mohon tunggu...
Draft Puisi
Draft Puisi Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer drafter

Sastra adalah hobi dan gambar adalah takdir

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Helai Daun Layu

9 September 2022   09:48 Diperbarui: 9 September 2022   09:51 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Helai Daun Layu

Tuhanku,
Aku helaian daun diterik siang,
Layu dilunglai tangkai topang,
Entah karena;
Biru langit mulai surup pada jingga,
Atau perantara Kalam menuliskan,
Jadilah aku demikian..

Wahai Penggenggam,
Hembus angin dan peredaran awan,
Yang tak luput dengan catatan tiap tetes-tetes hujan,
Jika tangkup lemas karena panas,
Turunkan lekas dengan deras,
Rintik-rintik yang jadi penawar,
Biar diserap serabut akar,
Menjalar ketiap lembar,
Agar hijau kembali segar,
Tapi jika itu bahasa waktu,
Tuntunlah aku pada warna baru,
Berubah coklat tanpa berkurang lekat,
Sampai tiba aku tersapu,
Tergeletak ditanah dan padu..

Draft Puisi'2022 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun