Mohon tunggu...
Elisabeth Murni
Elisabeth Murni Mohon Tunggu... Editor - dream - journey - discover

Ngeblog di RanselHitam.Com, berkolaborasi di Maioloo.Com, editor my-best.id, jualan wedang rempah budhe sumar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Yang Mblenduk di New Nglepen Village

17 Maret 2010   08:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:22 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau Semarang punya bangunan unik berbentuk kubah yang diberi nama Gereja Blenduk, maka di Jogja juga ada bangunan yang hampir sama dan disebut sebagai Masjid Blenduk. Meskipun sama-sama berfungsi sebagai tempat ibadah dengan bentuk ‘mblenduk’, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Gereja Blenduk dibagun oleh bangsa Portugis pada tahun 1753 dengan ciri arsitektur Eropa klasik bergaya pseudo baroque yang megah, dengan 2 menara lonceng di kanan kirinya. Nah kalo Masjid Blenduk? Masjid Blenduk dibangun pada Oktober 2006 oleh LSM WANGO (World Association of Non-Governmental Organization) bekerjasama dengan Domes for the World Foundation (DFTW). Bentuknya sangat sederhana dan tentu saja tidak sebesar serta semegah Gereja Blenduk.

Kenapa tiba-tiba saya ngomongin tentang bangunan yang mblenduk-mblenduk?

Hal ini dikarenakan beberapa waktu yang lalu saya jalan-jalan ke sebuat tempat di bilangan timur Jogja dan menemukan bangunan-bangunan lucu mirip rumah telletubies. Upz nampaknya kalimat saya perlu diralat. Saya tidak menemukan secara tidak sengaja bangunan tersebut, namun memang berniat main ke lokasi dibangunnya rumah blenduk itu. Seperti biasa, hanya berbekal secuil ingatan dari berita yang pernah saya baca tentangKompleks Rumah Domes (ini nama aslinya), saya lagi-lagi berhasil mengajak dengan paksa kawan saya untuk berpetualang bersama Dora mencari lokasi bangunan-bangunan lucu tersebut.

Setelah nanya sana-sini dan sedikit debat dengan kawan saya, akhirnya kami menemukan lokasi rumah-rumah tersebut.  Kompleks Rumah Domes ini cukup unik,menarik, dan bisa dijadikan sebagai referensi mblusuk. Siapa sangka, di balik bangunan ‘lucu’ tersebut terselip kisah duka yang mengawali proses pembangunannya.

Mei 2006, gempa meluluhlantakkan Jogja dan sekitarnya. Saat itu ada satu daerah yang mengalami kerusakan total, yakni Dusun Sengir. Dusun yang terletak di daerah perbukitan tersebut tanahnya ambles, sehingga rumah-rumah warga yang ada di wilayah tersebut hancur. LSM WANGO dan DFTW pun menawarkan bantuan untuk membuatkan rumah percontohan tahan gempa dan api bagi warga Dusun Sengir. Banyak perdebatan yang mengiringi proses pembuatan rumah tersebut. Yang tidak sesuai dengan budaya lah, yang bentuknya aneh lah, yang tidak sesuai dengan karakter masyarakat Indonesia lah, yang ini lah, yang itu lah, dan yang lah-lah lainnya. Pada akhirnya sih warga Sengir mau direlokasi ke tempat tersebut.

Saat ini warga yang tinggal di Rumah Domes menyebut kompleks perumahan mereka dengan nama New Nglepen Village (keren euy namanya). Desa Telletubies ini sudah terdaftar di Kabupaten Sleman sebagai salah satu Desa Wisata yang menawarkan program homestay. Saat berkunjung kesana saya sempat ngobrol dengan Pak Sakiran yang mengelola administrasi Desa Wisata. Saya juga mampir ke rumahnya yang sekaligus menjadi pusat informasi bagi wisatawan.Tidak hanya mampir sejenak, tapi saya diijinkan ngublek-ublek tiap ruangan yang ada di rumah Pak Sakiran, bahkan sampai naik-naik ke lantai 2 buat ngambil gambar :).

[caption id="attachment_95804" align="aligncenter" width="300" caption="Selamat Datang di Desa Blenduk!!"][/caption]

Dari penjelasan Pak Sakiran saya jadi tau banyak hal. Rumah dome ini memiliki struktur bangunan tahan gempa dan juga mampu menahan terpaan angin dengan kecepatan 450 km/jam. Katanya sih usia rumah domes bisa sampai berabad-abad (gak bisa bayangin). Satu hal yang menjadikan rumah dome tahan gempa adalah tidak adanya sambungan yang menjadi titik lemah dari bangunan. La gimana mau pake sambungan wong rumahnya aja berbentuk bulat kaya telur angsa. Bentuk bulatnya itu dibuat dengan cetakan berbentuk balon (airform), kemudian di atasnya dicor beton semen.

Puas nanya-nanya dan ngobrak-abrik rumah Pak Sakiran :D saya melanjutkan sidak muter-muter komples perumahan. Nah saat itu saya lihat Masjid Blenduk. Nama sebenarnya sih bukan Masjid Blenduk, tapi saya aja yang iseng kasih itu nama, kan bentuknya mblenduk. Berbeda dengan rumah hunian, rumah dome yang digunakan sebagai masjid hanya terdiri dari satu lantai dan tentu saja lebih luas dan lebar.

[caption id="attachment_95805" align="aligncenter" width="300" caption="Masjid yang mblenduk ituh!"][/caption]

Kata Pak Sakiran kompleks perumahan berbentuk unik ini satu-satunya di Indonesia. Di dunia cuma ada 5 negara yang punya, yaitu India, Nicaragua, Haiti, Paraguay, dan Indonesia. Meskipun lokasi New Nglepen Village mblusuk, ternyata banyak wisatawan maupun peneliti yang berkunjung ke sini. Sayangnya hingga saat ini masih ada masalah yang cukup mengganjal bagi warga menyangkut tukar guling kepemilikan tanah. Berita terakhir yang saya baca menyebutkan bahwa warga hanya mendapatkan hak tinggal bukan hak milik atas tanah, dan sewa tersebut harus diperbaharui setiap 3 tahun sekali.

Nah kalo kalian penasaran pengen melihat rumah-rumah blenduk ini secara langsung monggo main ajah kesana. Untuk informasi biaya, petunjuk arah, dan tetek-bengek lainnya, silahkan klik di sini.

Jadi, selamat berwisata ke rumah mblenduk!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun