Mohon tunggu...
Sofian Munawar
Sofian Munawar Mohon Tunggu... Editor - PENDIRI Ruang Baca Komunitas

"Membaca, Menulis, Membagi" Salam Literasi !

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Blok Mahakam dan Penyelematan SDA Migas Indonesia

9 Mei 2015   17:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:13 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sofian Munawar Asgar

Peneliti the Interseksi Foundation, Jakarta

Menjelang berakhirnya masa kontrak Total E&P Indonesie atas Blok Mahakam muncul sejumlah spekulasi dan wacana yang mengiringinya. Apakah kontrak itu akan diperpanjang untuk kurun waktu tertentu? Apakah Pertamina sebagai perusahaan migas nasional (National Oil Company/NOC) sanggup menjadi operator tunggal dengan mengambil alih penguasaan dan pengelolaan Blok Mahakam sepenuhnya?  Bagaimana fungsi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Kalimatan Timur (Kaltim) dapat turut mengambil peran dalam penguasaan dan pengelolaan Blok Mahakam? Bagaimana koordinasi dan sinergi kelembagaan yang ideal antara Pertamina, BUMD Kaltim, SKK Migas, dan Kementerian ESDM dalam pengelolaan migas, terutama dalam konteks Blok Mahakam? Sejumlah pertanyaan ini tentu menarik untuk didiskusikan.

Sebagai salah satu asset migas nasional yang strategis, Blok Mahakam memiliki urgensi bukan saja bagi masyarakat Kaltim, tapi memiliki arti dan kontribusi penting bagi bangsa ini. Karena itu, diperlukan pertimbangan matang dan kehati-hatian untuk menyikapinya secara cermat dan tepat. Tulisan singkat ini ingin menyoroti wacana ini sekaligus menawarkan alternatif-alternatif model penguasaan dan pengelolaan Blok Mahakam ke depan dalam rangka penyelamatan asset Sumber Daya Alam (SDA) migas untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Uraian tulisan ini akan dimulai dari deskripsi mengenai ketimpangan SDA, terutama yang terjadi di Kaltim, potret Blok Mahakam dari waktu ke waktu, serta bagaimana upaya-upaya alternatif penyelamatan SDA migas dalam rangka terciptanya keadilan dan kemakmuran bangsa.

[caption id="attachment_382695" align="aligncenter" width="520" caption="rig migas blok mahakam (sumber: www.pertamina.go.id)"]

1431167601796797875
1431167601796797875
[/caption]

Kaltim, Kaya tapi Timpang

Potensi kekayaan SDA yang dimiliki Kaltim sungguh luar biasa. Terutama sumber daya hutan serta sumber daya mineral dan energi dalam beragam bahan tambang, minyak bumi dan gas (migas). Diantara rentetan potensi SDA itu, tambang dan migas merupakan primadona utama yang menjadikan Kaltim sebagai salah satu daerah terkaya di Indonesia. Kaltim dikenal sebagai ladang migas terbesar setelah Riau. Salah satu ladang migas terbesar yang kini masih beroperasi di Kaltim adalah Blok Mahakam.

Blok Mahakam merupakan salah satu area perusahan migas yang ada di Kaltim dengan produksi gas sekitar 1.6 milyar kaki kubik dan kondensat 67 kilo barel setara minyak. Menurut data lifting periode produksi terbesar adalah masa 2008 hingga 2013 yang tercatat gas alam Indonesia sebesar 37,56 persen hingga  45,081 persen diantaranya berasal dari perut bumi Kaltim. Pada periode yang sama, minyak bumi nasional 15,92 -16,5 persen diantaranya juga dihasilkan dari bumi Kaltim. Sementara itu, produksi Blok Mahakam menghasilkan sekitar 30 persen dari total produksi minyak dan gas nasional, yakni sekitar 2,7 milyar kubik. Produksi Blok Mahakam mengasilkan 30 persen dari gas, melalui pengembangan “proyek gas laut dalam” atau lebih sering disebut sebagai  Indonesia Deepwater Development (IDD) mencapai hasil sekitar 1,300,000 juta kubik per hari.

Ironisnya, meskipun Kaltim memiliki SDA yang sangat kaya, namun potret kemiskinan masih tetap kentara. Hingga Maret Tahun 2014 saja misalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat jumlah penduduk miskin di Kaltim mencapai 253.600 jiwa. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2013 yang mencapai angka 237.960 jiwa atau meningkat 15.640 jiwa. Lebih ironis lagi, dari jumlah tersebut, penduduk miskin terbanyak sekitar 52.000 jiwa justru ada di Kabupaten Kutai Kartanegara, daerah kaya yang menjadi lokasi Blok Mahakam berada.

Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak mengatakan angka kemiskinan dan tingkat ketimpangan di Kaltim masih cukup besar. Padahal menurutnya, selain dihuni perusahaan migas yang besar, Kaltim juga dipenuhi sekitar 1.200 perusahaan tambang, termasuk di dalamnya pemegang izin IUP maupun PKP2B. Dari ribuan itu, menurut Awang masih sedikit perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial. Sementara hasil migas yang merupakan andalan terbesar Kaltim juga belum  memberikan keadilan secara signifikan bagi kemajuan taraf ekonomi masyarakat Kaltim secara keseluruhan. Karena itu, upaya untuk melakukan reorganisasi penambangan migas, termasuk dan terutama meninjau ulang model penguasaan Blok Mahakam yang merupakan salah satu ladang migas andalan menjadi penting dan strategis.

[caption id="attachment_382697" align="aligncenter" width="600" caption="sumber: http://www.kompasiana.com/blogcompetition/info/mahakam "]

1431167713661463863
1431167713661463863
[/caption]

Blok Mahakam: Dulu, Kini, dan Esok

Blok Mahakam merupakan suatu kawasan delta yang terdiri dari beberapa pulau yang terbentuk akibat adanya endapan di muara Sungai Mahakam dengan Selat Makasar. Jika dilihat dari peta satelit, kawasan Delta Mahakam tampak menyerupai bentuk kipas. Kawasan Delta Mahakam memiliki luas sekitar 150.000 ha, termasuk di dalamnya wilayah perairan. Namun jika dihitung luas wilayah daratannya saja, luas kawasan ini mencapai kurang lebih 100.000 ha.

[caption id="attachment_382699" align="aligncenter" width="200" caption="delta mahakam (sumber: www.kaltim.go.id)"]

143116784268965229
143116784268965229
[/caption]

Secara administratif, kawasan Delta Mahakam berada di tiga kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim.  Tepatnya berada di Kecamatan Anggana, Muara Jawa, dan Sanga-Sanga. Kawasan Delta Mahakam merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam, terutama migas. Cadangan terbesar terdapat di lapangan Peciko dan Tunu yang kini dieksploitasi perusahaan migas multinasional asal Prancis, Total E&P Indonesie.

Total E&P Indonesie didirikan di Jakarta, 14 Agustus 1968, dengan lapangan awal saat itu diseputar Delta Mahakam. Lapangan awal mereka di Bekapai dan Handil kala itu, diperkuat dengan ditemukannya lapangan Tambora pada tahun 1974 dan Tunu pada tahun 1977. Lapangan Tunu yang dikembangkan pada tahun 90-an menjadi penyumbang utama supply gas bagi Total E&P Indonesie hingga kini. Selain Total E&P Indonesie, Total SA sebagai perusahaan induk juga memiliki affiliasi downstream di Indonesia, yaitu PT Total Oil Indonesia (TOI).

Total SA adalah perusahaan internasional yang bergerak dalam bidang operasi energi dan manufaktur kimia, terutama dalam bidang industri migas. Total SA yang dulunya dikenal dengan nama Campaigne Francaise du Petrole (CFP) telah beroperasi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1968 di bawah Production Sharing Contract (PSC) dengan perusahaan minyak dan gas milik pemerintah, Pertamina. Eksplorasi pertama di tahun yang sama adalah eksplorasi lapangan minyak Muara Tebo di Jambi tetapi eksplorasi ini tidak membuahkan hasil.

Pada tahun 1971, Total E&P berkolaborasi dengan Inpex memulai ekplorasi di Blok Mahakam yang kini menjadi produsen migas paling produktif di Indonesia. Kontrak kerjasama formalnya sendiri sudah dimulai sejak 1967. Total E&P Indonesie menandatangani kontrak pertama kali pada 31 Maret 1967 dengan jangka waktu 30 tahun sebagai pengelola tunggal. Pada 31 Maret 1997, kontrak pengelolaan Blok Mahakam diperpanjang selama 20 tahun dan akan berakhir pada tahun 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun