Mohon tunggu...
Sasetya wilutama
Sasetya wilutama Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Pemerhati budaya

Mantan redaktur majalah berbahasa Jawa Penyebar Semangat Surabaya dan pensiunan SCTV Jakarta. Kini tinggal di Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Parade Teater Jawa Timur 2024, Pengobat Rindu Nonton Teater Bermutu

3 November 2024   00:40 Diperbarui: 3 November 2024   00:44 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu penampilan grup teater terpilih. (foto: Sas)

Parade Teater Jawa Timur 2024 yang diselenggarakan pada tanggal 25 & 26 Oktober 2024 lalu di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur seolah mengobati kerinduan tontonan teater yang berkualitas di Jawa Timur. Menjadi oase segar bagi perkembangan seni teater di Jawa Timur, khususnya di Surabaya, yang sudah lama tiarap.

Setelah melalui seleksi yang ketat, terpilih 6 kelompok teater dari berbagai kota di Jawa Timur yang berhak tampil dalam Parade Teater Jawa Timur 2024. Pihak Disbudpar Jatim melalui UPT Taman Budaya Jawa Timur sudah melakukan open call bagi seluruh seniman teater di Jawa Timur sejak Juni 2024. 

Sesuai temanya "Membaca ulang platform teater di Jawa Timur", pihak penyelenggara mensyaratkan setiap kelompok teater memiliki pendekatan yang unik dalam mengangkat isu dan tema teater, sehingga mampu memberikan sajian yang beragam bagi penonton.

Enam grup teater yang lolos seleksi tersebut yaitu Teater Granggang dari Ponorogo, Teater Arek (Surabaya), Teater Porobungkil (Banyuwangi), Teater Sandur Sedhet Srepet (Bojonegoro), Teater Studio Daulang (Surabaya) dan Teater Dialektika (Sumenep).

Ali Ma'ruf, perwakilan dari UPT Taman Budaya Jatim mengatakan, selain persembahan khusus menyambut HUT Propinsi Jawa Timur ke-79, tujuan utama dari penyelenggaraan acara ini adalah mendorong perkembangan seni teater yang lebih kreatif dan inovatif di Jawa Timur.

Melihat penampilan 6 grup teater yang tampil, terlihat keseriusan dan totalitas masing-masing grup dalam berkarya, baik dalam gaya penyutradaraan, tata busana, tata cahaya, dan seni keaktoran. Grup teater dari Bojonegoro misalnya, mereduksi seni Sandur, seni tradisional Bojonegoro dalam repertoarnya. 

Seni Sandur yang aslinya menggunakan bahasa Jawa dan biasa digelar di tanah lapang, dimainkan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Mereka memainkan naskah drama Grafito, karya dramawan Akhudiat yang mendapat tepuk tangan meriah penonton di akhir pertunjukan.

Melihat semangat dan totalitas para seniman teater ini, ada harapan besar seni teater di Jawa Timur, khususnya Surabaya, akan bangkit lagi.  

Jika melihat sejarah, Surabaya pernah tercatat sebagai basis perkembangan teater. Di era tahun 70 sampai 90-an tercatat banyak sekali grup-grup teater berdiri dan sebagian sudah mempunyai nama besar. Antara lain Bengkel Muda Surabaya, Sandradekta, Lekture, Pavita, Sanggar Patriana, dan sebagainya. 

Di era tersebut, ada event teater dua tahunan yang cukup bergengsi. Yakni, Parade Teater Dewan Kesenian Surabaya dan Lomba Drama Lima Kota, yang bertahan sampai 9 periode lomba. Namun sejak para pemrakarsanya meninggal dunia atau usia renta, event tersebut tak ada kelanjutan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun