Mohon tunggu...
Sarwo Edy
Sarwo Edy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang Es

Pedagang es krim keliling

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Festival Wong Gunung, Harmoni dengan Alam

26 April 2019   15:09 Diperbarui: 26 April 2019   15:18 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemalang - Festival Wong Gunung di Kecamatan Pulosari sudah 3 kali dilaksanakan mulai tahun 2016, 2017 dan 2018.  Festival yang pertama kali digagas dan dilaksanakan oleh BPM Wibowo, Camat Pulosari pada waktu itu merupakan perwujudan rasa syukur atas  nikmat Allah SWT, salah satunya dapat berwujud upaya seseorang dan masyarakat untuk membangun hubungan harmoni dengan lingkungan alamnya.

Festival Wong Gunung 2018, dilaksanakan pada 25 Agustus -  2 September 2018 merupakan manifestasi rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan anugerah yang luar biasa. Bentuk real dari rasa syukur ini adalah dengan menampilkan kegiatan unggulan dari masing-masing desa se-kecamatan Pulosari. Potensi keunggulan yang dimiliki inilah yang harus dikembangkan dan dilestarikan demi kemajuan dan kesejahteraan warga desa di Kecamatan Pulosari.

Kegiatan Festival Wong Gunung 2018 merupakan sebuah festival rakyat yang diselenggarakan sebagai agenda tahunan sebagai ajang promosi Wisata, Kuliner dan Budaya unggulan yang dimiliki desa-desa di wilayah Kecamatan Pulosari.

Berbagai respon positif dari masyarakat dari seluruh Indonesia  dengan tercatatnya Festival Wong Gunung 2017 menjadi salah satu trending topik Twitter di Indonesia pada tahun 2017 selama saat acara berlangsung menjadi sebuah bukti bahwa Festival Wong Gunung dapat secara efektif membantu produk-produk unggulan di Kecamatan Pulosari terpromosikan.

Festival Wong Gunung 2018 ini  mengangkat tema  "Melalui kegiatan Festival Wong Gunung 2018 kita tumbuh kembangkan potensi wisata, kuliner, seni budaya local, teknologi dan perekonomian rakyat ", Festival ini juga mengutamakan kearifan dan budaya  lokal.

"Kearifan lokal di Festival Wong Gunung 2018 ini akan terasa kental, berbagai dekorasi baik panggung ataupun yang lainnya kami akan menggunakan Bambu." Kata Ahmadi Setyiawan Camat Pulsosari.

Festival Gong Gunung ini sebenarnya mengakomodasi prosesi sedekah bumi atau "Resik Bumi" yang sudah dilaksanakan oleh masyarakat Pulosari secara turun temurun.

Prosesi yang dilaksanakan adalah  Ruwat Ageng Banyu Panguripan. Ruwat dilaksanakan untuk Ritual Ageng Banyu Panguripan dalam Festival Wong Gunung dan dilaksanakan sehari sebelum Kirab Ageng Banyu Panguripan. Ruwat yang dimaksud adalah wujud syukur atas air bersih yang telah  memberikan kehidupan warga Kecamatan Pulosari  dan berharap akan air yang melimpah di semua wilayah Kecamatan Pulosari dengan memadukan 4 unsur yaitu air, udara, tanah dan api.

Ruwat Ageng Banyu Panguripan diawali prosesi kegiatan pengambilan air suci di 7 (tujuh) mata air lereng Gunung Slamet oleh para Pendekar terpilih yang dipimpin oleh juru kunci Gunung Slamet menggunakan lodong keramat yang telah lama di gunakan mengambil air di 7 sumber mata air tersebut. Setelah diambil,  air tersebut di bawa dengan 12 lodong keramat dan di doakan sebelum di gabungkan dengan prosesi khusus oleh pemimpin Jurangmangu.  Setelah di gabungkan air tersebut akan di bagi kedalam lodong keramat  kembali oleh punggawa 12 desa. Seluruh prosesi di iringi dengan alunan music jawa dan dikelilingi  99  obor dan 100 penahlil.

Setelah didoakan di Desa Jurangmangu air tersebut di kirab ke 12 (dua belas) desa di wilayah Kecamatan Pulosari untuk di doakan lagi di masing-masing desa. Prosesi Kirab Ageng Banyu Panguripan ini menarik perhatian warga Kecamatan Pulosari dan sekitarnya serta para wisatawan domestik lainnya. Dimana air setelah diberi do'a disetiap desa  kemudian diarak atau dikirab bersama-sama menuju lapangan Pulosari diiringi 12 (dua belas) gadis desa, arak-arakan gunungan hasil bumi dan budaya dari masing-masing desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun